Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Surabaya
Kasus: stunting
Tokoh Terkait
BKKBN Jatim Jalin Sinergi untuk Tekan Penurunan Stunting
Infosurabaya.id Jenis Media: News
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk menurunkan angka stunting.
Sukamto Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, mengatakan bahwa penekanan itu salah satunya akan dilakukan melalui sinergitas dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, akademisi, hingga media.
“BKKBN Jatim dengan berbagai upaya sesuai dengan kebijakan pemerintah sekarang ini melaksanakan Ran Pasti (Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia) di Jatim,” ucapnya saat berada di Surabaya pada Kamis (29/12/2022).
Dalam kesempatan itu, Sukamto menyampaikan bahwa penurunan stunting itu juga akan dioptimalkan melalui adanya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang terbentuk dari tingkat provinsi, kabupaten, kota, hingga kecamatan dan desa.
Lebih lanjut, Sukamto menambahkan, tim yang paling hulu yakni yang terdiri dari bidan, perangkat desa dan juga kadernya di desa.
“Yang mana memiliki tugas untuk mendampingi keluarga yang mengalami masalah stunting,” ucapnya.
Pendampingan itu juga dilakukan pada mereka yang memiliki potensi terkena stunting. Oleh karena itu, akan dilakukan juga pada calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan juga keluarga yang punya balita berusia 0 sampai 23 bulan.
“Artinya kalau keluarga keluarga berisiko stunting tersebut didampingi mulai dari hamilnya hingga bagaimana cara pengasuhannya,” jelasnya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka stunting Jatim menjadi 23,5 persen atau berhasil turun sebesar 3,36 persen.
Meskipun begitu, Sukamto menyatakan bahwa sampai dengan tahun 2024, angka penurunan stunting yang ditargetkan yakni menjadi 14 persen.
Oleh karena itu, BKKBN akan terus berupaya untuk menurunkan angka stuntin, dan menurutnya saat ini yang harus dilakukan adalah dengan menjalin sinergitas.
“Tetap berfokus, karena target penurunan Jatim untuk saat ini masih memerlukan upaya yang lebih kuat lagi dan terintegrasi,” pungkasnya.(ris/rum/ipg)
Sentimen: negatif (99.4%)