Sentimen
Positif (98%)
30 Des 2022 : 04.13
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Institusi: IPB

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Menteri LHK: 2022 Menjadi Tahun Penuh Keberanian bagi Indonesia

30 Des 2022 : 04.13 Views 1

Koran-Jakarta.com Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional

Menteri LHK: 2022 Menjadi Tahun Penuh Keberanian bagi Indonesia

JAKARTA - Tahun 2022 merupakan tahun keberanian bagi Indonesia, juga tahun refleksi puncak kepemimpinan simbolik internasional Presiden Jokowi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai salah satu unsur penopangnya.

Keberanian yang luar biasa namun realistik juga terlihat dalam penetapan negative emission Indonesia dari sektor FoLU Tahun 2030. Kebijakan ini diputuskan ketika Indonesia harus berada dalam posisi high ambition on climate action.

"Prinsip Presiden bahwa less promise, high deliverables, konkrit dan nyata. Itulah kita sekarang di 2022. Tonggaknya sudah ditancapkan," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya pada acara bertajuk "Catatan Akhir Tahun 2022 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan", di Jakarta, Kamis (29/12).

Menurut siaran persnya, KLHK bersama semua pihak, termasuk para tokoh prominent, juga bekerja keras hingga bisa mencapai tingkat diplomasi sekarang. Diplomasi internasional semakin baik, ditandai dengan interaksi bersama negara-negara sahabat yang penting. Demikian pula kerja-kerja multilateral yang semakin baik dan kuat.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti juga menyampaikan highlight apa saja yang menjadi catatan penting di tahun 2022. Capaian kinerja KLHK di tahun 2022, di antaranya kebakaran hutan tidak ada yang signifikan muncul secara nasional karena dapat ditangani dengan baik.

"Sejak tahun 2020, kita terus lakukan uji coba, setelah Presiden meminta dilakukan penyelesaian masalah karhutla secara permanen. Jadi pencegahannya dengan cara monitoring hotspot, kemudian operasi/patroli, Teknik Modifikasi Cuaca, penegakan hukum, tata kelola lansekap terutama gambut, dan lively hood. Jadi kesejahteraan masyarakatnya juga penting," katanya.

Kemudian, laju deforestasi semakin menurun. Menteri Siti mengungkapkan deforestasi menjadi bagian yang paling berat karena harus berinteraksi dengan berbagai pihak termasuk LSM internasional. Selain itu, pihaknya juga harus menjelaskan sampai dengan metode apa yang dipakai, sehingga itu bisa dikatakan deforestasi.

Baca Juga :

Menhan AS Kunjungi Indonesia untuk Memetakan Arah Kemitraan Pertahanan

"Istilahnya terang pada kamu, terang pada saya, begitu kira-kira. Ini juga tidak bisa memungkiri pentingnya diplomasi internasional," ujarnya.

Perspektif penting lainnya yaitu posisi Indonesia di mata internasional, yang pada tahun 2022 merupakan posisi puncak dengan gelaran G-20.

"Saya kira kita sudah tahu semua ada agenda G20. Pada gelaran G20 jelas pesannya disampaikan melalui mangrove, yang merupakan ide dasarnya Bapak Presiden dan ini akan kita lanjutkan," katanya.

Selain itu, pada COP 27 UNFCCC (dalam hal ini dibandingkan dengan COP 21, 2015), Indonesia berada di posisi puncak upayanya dengan instrumen diplomasi iklim yaitu FoLU Net Sink 2030. Sebuah komitmen ambisius sekaligus realistis dalam penurunan emisi gas rumah kaca untuk sektor hutan sampai 2030.

"Itu bukan hal sembarangan, bukan asal-asalan. Internasional mengatakan target di 2050 atau 2060. Kita khusus kehutanan dengan kontribusi kira-kira 59 persen dari emisi GRK, mengambil langkah berani, dengan situasi ini untuk dapat menyelesaikan di 2030. Tentu dengan langkah-langkah berikutnya yang sistematis dilakukan, dan ini realistis karena kita sudah belajar dan mempraktekkannya, sudah juga didasarkan pada teoritik dan empirik dari praktik-praktik yang kita lakukan," tutur Menteri Siti.

Pengendalian emisi GRK sektor kehutanan berlangsung dan sedang didorong terus pengendalian emisi sektor energi, industri dan sampah limbah dengan berbagai instrumen kebijakan yang ada, lintas sektor dan bersama para pihak.

Menguatnya Kesadaran Masyarakat

Kesadaran untuk lingkungan hidup yang baik, kesadaran kelola sampah dan sensitif terhadap pencemaran semakin kuat di tengah masyarakat. Kebijakan alokasi dan keberpihakan pada masyarakat luas sudah berjalan dan masih membutuhkan aktualisasi nyata untuk langsung mengena pada aspek kesejahteraan material sebagaimana kebutuhan masyarakat.

Peran penegakan hukum juga cukup menonjol dan telah membangun kesadaran bersama berbagai elemen masyarakat untuk tanggung jawab bersama menjaga alam dan lingkungan Indonesia.

Catatan lain yang sangat penting dan ini dapat menjadi pijakan dasar ke depan yaitu aktualisasi generasi muda pada pembangunan sektor lingkungan hidup dan kehutanan.

Selanjutnya, sirkular ekonomi juga di Tahun 2022 muncul dan menguat. Secara keseluruhan, sistem-sistem yang dibangun, dimantapkan di tahun 2022 ini, akan dipertajam dan dilanjutkan.

Baca Juga :

BMKG: Hampir Semua Wilayah Indonesia Bisa Saksikan Gerhana Bulan Total

Sistem lain yang tengah dibangun yaitu tentang ekonomi karbon. Menteri Siti mengatakan KLHK menyerap aspirasi agar ada keadilan, etik, solidaritas, dan inklusif di dalamnya. Hal ini juga akan bangun sistemnya.

Regulasi awalnya sudah, dan diperkirakan bulan Maret atau April sudah diselesaikan. Dengan demikian, apa yang disebut karbon yang sesungguhnya juga ada hak konstitusional rakyat di situ, bisa dirasakan manfaatnya oleh semua pihak. Jadi saat mereka ikut menanam mangrove misalnya, masyarakat dapat merasakan manfaatnya juga.

"Oleh karena itu, yang seperti ini sistemnya kita ikuti, kita establish, kita mantapkan di awal 2023," kata Menteri Siti.

Pada kegiatan refleksi akhir Tahun 2022 ini, masing-masing Eselon I KLHK memaparkan capaian kinerjanya. Bertindak sebagai penanggap atau pembahas yaitu Wakil Menteri LHK Alue Dohong; Ketua Dewan Pengarah Perubahan Iklim, Sarwono Kusumaatmadja; Penasehat Senior Menteri LHK, Effransjah; Guru Besar Kebijakan Kehutanan IPB University, Hariadi Kartodiharjo; Ketua Dewan Pertimbangan PROPER, Sudharto P Hadi; Founder Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad; Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia, Wildayanti; dan Wakil Pemred Detik Network, Elvan Dany Sutrisno.


Redaktur : Marcellus Widiarto

Penulis : Marcellus Widiarto

Sentimen: positif (98.5%)