Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tangerang, Jabodetabek, Sukabumi
Kasus: kecelakaan
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Informasi Cuaca Ekstrem BMKG Berbeda dengan BRIN, DPR: Pemerintah Harus Berikan Informasi Terukur
Jitunews.com Jenis Media: Nasional
KemenPUPR juga telah menyelesaikan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi sebagai bendungan kering yang berfungsi sebagai pengendali banjir
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Informasi cuaca ekstrem BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) yang berbeda dengan informasi dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) disoroti oleh Anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama.
Informasi cuaca ekstrem BMKG sebelumnya menyebutkan pada 28 Desember 2022 merupakan kategori aman karena intensitas hujan diperkirakan adalah hujan ringan hingga sedang. Sedangkan informasi dari BRIN menyebutkan potensi hujan ekstrem hingga badai bakal terjadi pada 28 Desember 2022 di wilayah Jabodetabek.
Pemerintah, kata Suryadi Jaya Purnama, seharusnya tidak silang informasi terkait cuaca ekstrem tersebut. Sebaiknya, pemerintah juga bisa satu pintu dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait persoalan ini.
Gempa M 5,8 di Sukabumi Turut Dirasakan Sejumlah Wilayah
“Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah perlu untuk memberlakukan satu pintu bagi diseminasi informasi yang terukur tentang cuaca ekstrem, yaitu melalui BMKG sesuai UU 31/2009 tentang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Jangan sampai karena perbedaan informasi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” kata dia dalam pesan elektronik, Selasa (27/12).
Kendati demikian, Politikus PKS ini tetap mengapresiasi langkah pemerintah dalam melakukan berbagai antisipasi terhadap cuaca ekstrem ini terkait mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang telah disampaikan pada saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI pada tanggal 13 Desember 2022 lalu.
“KemenPUPR juga telah menyelesaikan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi sebagai bendungan kering yang berfungsi sebagai pengendali banjir. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas juga melaksanakan Siaga SAR Khusus Nataru 2023 dengan menempatkan personel dan alat utama di lokasi-lokasi strategis yang rawan kecelakaan/bencana di pelabuhan, ruas jalan tol, bandara, terminal bus, dan tempat wisata,” katanya.
“Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga berencana akan menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi banjir akibat hujan ekstrem,” imbuh Suryadi Jaya Purnama.
Oleh karena itu, lanjutnya, dengan berbagai persiapan Pemerintah untuk mengantisipasi hujan ekstrem saat Nataru yang sudah sedemikian baik tersebut, Komisi V DPR juga minta diseminasi informasi terkait cuaca oleh Pemerintah bisa lebih ditingkatkan lagi.
“Masyarakat tidak perlu menjadi resah sehingga terganggu aktivitas perekonomiannya. Para pemudik Nataru juga tidak perlu kebingungan dalam membuat rencana perjalanannya,” tandasnya.
Untuk diketahui, Peneliti klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, menyampaikan adanya potensi banjir besar di kawasan Jabodetabek khususnya Tangerang atau Banten.
Disebutkan bahwa potensi hujan ekstrem hingga badai terjadi pada 28 Desember 2022. Hal tersebut berdasarkan analisis data dari Satellite Early Warning System (Sadewa).
Namun, berbeda dengan BRIN, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Jabodetabek memang akan terjadi hujan ekstrem namun bukan badai. Tanggal 28 Desember di wilayah Jabodetabek menurut BMKG masih kategori aman karena intensitas hujan diperkirakan adalah hujan ringan hingga sedang.
Dari permodelan BMKG, Jabodetabek baru akan diguyur hujan lebat pada 30 Desember 2022. BMKG juga meminta semua pihak berhati-hati dalam penggunaan istilah karena hujan esktrem dan badai itu berbeda.
Sebagian Wilayah Jakarta akan Diguyur Hujan Ringan Hingga Sedang Senin IniSentimen: negatif (50%)