Kediri (beritajatim.com) – Anggota DPRD Kota Kediri dari PDI Perjuangan, Regina Nadya Suwono melakukan jaring aspirasi masyarakat. Dalam ajang turun ke bawah (turba) tersebut, Mbak Rere, sapaan akrab Regina mendatangi warga Kelurahan Kemasan, Kota Kediri, pada Selasa (8/2/2022).

Tempat yang pertama dituju adalah Galery Kampung Pecut Kemasan. Disini, legislator cantik itu menemui puluhan orang warga yang berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari ibu rumah tangga, pedagang kali lima (PKL) hingga pelaku seni.

“Kampung Pecut, harapannya bisa menjadi obyek wisata. Sehingga, tidak hanya Kampung Tenun (di Bandar Kidul), tetapi kita punya Kampung Pecut. Salah satu kearifan lokal di Kota Kediri yang harus kita kembangkan agar tidak luntur. Nanti endingnya ada multiplier effect pada kesejahteraan ekonomi masyarakat,” kata Mbak Rere.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan Kampung Pecut Kemasan? Mbak Rere menyebut ada dua hal pokok. Pertama adalah persiapan infrastruktur pendukung. Kedua persiapan sumber daya manusia (SDM). Keduanya harus bergandegan satu sama lainnya.

“Alhamdulillah sudah didampingi Tiga Pilar, ada teman-teman tokoh di Kemasan, maka saya yakini bisa mengeksekusi di lapangannya. Kemudian, saya yang ada di dewan akan memperjuangkan entah itu dari sisi perda atau anggaranya,” janji Mbak Rere.

Usai bertemu warga di Galery Kampung Pecut, politisi jebolan Luar Negeri ini melanjutkan turba dengan menemui warga lainnya. Selain meminta saran, usulan maupun kritik dari masyarakat, Mbak Rere juga melakukan sosialisasi tentang pentingnya protokol kesehatan. Mengingat, sejak kemarin Kota Kediri resmi memasuki Level III.

“Sebagai pejabat publik harus memberikan contoh. Membuat acara tidak langsung banyak orang. Makanya, hanya 20-30 persen saja. Semakin banyak area kosong, maka semakin baik. Kemudian soal vaksin. Minimal dua kali, karena kita akan mempersiapkan vaksin booster,” tegasnya.

Agenda jaring aspirasi ini rutin dilaksanakan oleh Regina Nadya Suwono sebagai bentuk kewajibannya sebagai wakil rakyat yang dudul di kursi parlemen. Setiap kesempatan berjumpa dengan masyarakat, ia selalu memperoleh curahan hati, bahkan kritik. Semuanya itu ia tampung, kemudian diperjuangkan melalui jalur lagislasi. [nm/ted].