Sentimen
Negatif (100%)
28 Des 2022 : 09.38
Tokoh Terkait

Bersitegang dengan Kosovo, Serbia Siaga Militer di Perbatasan

28 Des 2022 : 09.38 Views 4

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Bersitegang dengan Kosovo, Serbia Siaga Militer di Perbatasan

AKURAT.CO  Orang-orang Serbia yang menggelar protes di Kota Mitrovica, yang terpecah secara etnis di Kosovo utara, telah mendirikan barikade baru pada Selasa (27/12/2022). Mereka membangun pembatas hanya beberapa jam usai otoritas Serbia mengatakan telah menempatkan tentaranya 'dalam siaga tempur tertinggi', setelah berminggu-minggu ketegangan yang meningkat terjadi antara Beograd dan Pristina.

Pengerahan tentara datang menyusul klaim beberapa media di Serbia bahwa Pristina sedang bersiap menyerang wilayah etnis Serbia di Kosovo utara. Pristina belum memberi komentar atas tuduhan tersebut. Namun, seperti diwartakan BBC, Kosovo telah menuduh presiden Serbia 'melakukan permainan untuk menimbulkan huru-hara'.

Tercatat selama beberapa hari terakhir, Beograd telah meningkatkan kehadiran bersenjatanya di perbatasan. Laporan dari Beograd menduga etnis Serbia telah diserang, tetapi klaim tersebut ditolak oleh otoritas Kosovo di Pristina.

baca juga:

Pada Senin (26/12/2022) malam, Kementerian Pertahanan Serbia memberi konfirmasi, bahwa Presiden Aleksandar Vucic telah memerintahkan agar tentara dan polisi Serbia, dikerahkan dalam posisi waspada tertinggi. Langkah ini, kata kementerian, sebagai tanggapan atas peristiwa terbaru yang terjadi di Kosovo utara, dan keyakinan bahwa Pristina sedang mempersiapkan 'serangan' di wilayah etnis Serbia di Kosovo utara, dan secara paksa mencabut barikade.

"Tidak ada alasan untuk panik, tetapi ada alasan untuk khawatir," kata Menteri Pertahanan Serbia, Milos Vucevic kepada televisi RTS pada Senin malam.

Presiden Vucic menambahkan bahwa dia akan 'mengambil semua langkah untuk melindungi rakyat Serbia'.

Sejak 10 Desember, warga Serbia di Kosovo utara telah membangun banyak penghalang jalan di dalam dan sekitar Mitrovica. Baku tembak dengan polisi pun meletus usai seorang mantan polisi Serbia ditangkap dengan tuduhan menyerang petugas selama protes sebelumnya.

Warga etnis Serbia berjalan di dekat penghalang jalan, dekat bagian utara kota Mitrovica, yang telah terpecah secara etnis, Selasa (27/12)-Reuters/Florion Goga

Sekitar 50 ribu orang Serbia tinggal di bagian utara Kosovo, negara yang mayoritas penduduknya merupakan bangsa Albania. Meski tinggal di tanah Kosovo, mereka telah menolak mengakui pemerintahannya. Sebaliknya, mereka melihat Beograd, ibu kota Serbia, sebagai ibu kota mereka, dan sayangnya, ini didukung oleh Serbia.

Kosovo, bagaimanapun, telah mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia pada 17 Februari 2008 silam. Negara itu memutuskan untuk memisahkan diri dari Serbia setelah perang pada 1998-1999.  Serbia tidak mengakui Kosovo sebagai negara merdeka, begitu pula etnis Serbia yang tinggal di sana.

"Kosovo tidak dapat berdialog dengan gang-gang kriminal dan kebebasan bergerak harus dipulihkan. Tidak boleh ada barikade di jalan mana pun," kata pemerintah Kosovo dalam sebuah pernyataan pada Senin, sebagaimana dikutip Reuters.

Kosovo menegaskan bahwa polisinya memiliki kapasitas dan kesiapan untuk bertindak. Namun, mereka tetap menunggu pasukan penjaga perdamaian KFOR Kosovo NATO, yang mempertahankan peran netral, untuk menanggapi permintaan Pristina untuk menghapus barikade.

"Kami mendesak semua pihak untuk membantu mengaktifkan keamanan dan kebebasan bergerak di Kosovo, dan mencegah narasi menyesatkan yang memengaruhi proses dialog," kata KFOR dalam sebuah pernyataan.

Setidaknya hingga Selasa pagi, Mitrovica masih dilanda aksi protes. Truk-truk diparkir dengan tujuan untuk memblokir jalan yang menghubungkan bagian kota yang mayoritas dihuni etnis Serbia dengan bagian yang berpenduduk mayoritas Albania.

Orang Serbia setempat menuntut pembebasan petugas yang ditangkap dan memiliki tuntutan lain sebelum mereka mencabut barikade.

Situasi tegang antara dua negara Balkan ini menyusul pengunduran diri massal yang dilakukan wali kota etnis Serbia di kota utara tersebut. Bulan lalu, wali kota tersebut hengkang bersama dengan sejumlah hakim lokal dan sekitar 600 petugas polisi. Mereka  mundur sebagai protes atas keputusan pemerintah Kosovo untuk menghapus pelat nomor mobil yang dikeluarkan Serbia, dan menggantinya dengan pelat yang dikeluarkan Pristina.[]

Sentimen: negatif (100%)