ANKARA, iNews.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut negara-negara Barat tidak melakukan peran diplomatik yang nyata untuk menyelesaikan perang Rusia dan Ukraina. Sebaliknya, Erdogan memuji Turki yang berhasil menjadi penengah kedua negara yang bertikai soal ekspor biji-bijian.

“Sayangnya, Barat hanya melakukan provokasi dan gagal melakukan upaya untuk menjadi mediator dalam perang Ukraina-Rusia,” kata Erdogan, Minggu (25/12/2022), dikutip dari RT.

Lebih lanjut Erdogan menegaskan Turki akan terus memainkan peran sebabai mediator pada 2023, sebagaimana dilakukan tahun ini.

Turki memfasilitasi pembentukan koridor Laut Hitam sebagai bagian dari kesepakatan ekspor biji-bijian.

Ekspor biji-bijian itu bertujuan mengamankan pasokan bahan makanan ke negara-negara paling membutuhkan. 

Namun ada kekhawtiran dari pihak Rusia, sekitar 44 persen biji-bijian yang diekspor dari Ukraina menuju Eropa. 

Sementara itu Rusia menyuarakan kesiapan untuk memasok biji-bijian dan pupuk ke negara-negara Afrika dalam jumlah besar secara gratis.

Kesepakatan biji-bijian yang dimediasi Turki dan PBB disebut-sebut sebagai kemenangan diplomasi yang langka. Kesepakatan itu diteken pada Juli oleh perwakilan Rusia, Ukraina, Turki dan PBB, dengan Pusat Koordinasi Bersama yang didirikan di Istanbul untuk mengawasi pengiriman. 

Namun pada akhir Oktober, Rusia sempat menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian tersebut setelah menuduh Ukraina menyerang Jembatan Krimea dan serangan drone ke kapal yang terlibat dalam pengiriman bahan pertanian. 

Rusia kemudian kembali ke kesepakatan setelah menerima jaminan keamanan tertulis dari Ukraina.

Editor : Anton Suhartono

:

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel: