Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Rezim Orde Baru
Kab/Kota: Bintaro
Kasus: teror
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Profil Ridwan Saidi: Dari Budayawan Betawi hingga Politisi
Okezone.com
Jenis Media: Nasional

JAKARTA - Kabar duka datang dari budayawan Betawi Ridwan Saidi yang dikabarkan wafat usai menjalani perawatan intensif di RSPI Bintaro.
Semasa hidupnya, Babe Ridwan Saidi merupakan seorang budayan, hingga mantan anggota DPR RI semasa orde baru dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ridwan Saidi lahir di Jakarta pada 2 Juli 1942. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dan satu-satunya anak laki-laki dari pasangan Abdurrahim dan Muhaya.
Ridwan menikah dengan seorang wanita kelahiran Minang, Sumatera Barat, bernama Yahma Wisnani, pada 1977. Dia dikaruniai lima orang anak di antaranya Syarifah Jihan Marina, Syarif Razvi, Rifat Najmi, Ferhat Afkar, dan Shahin Maulana.
Ridwan Saidi juga pernah menjabat Ketua Umum Pengusur Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) periode 1974-1976. Ridwan Saidi merupakan alumnus dari FISIP UI.
Baca juga: Ridwan Saidi Meninggal, Fadli Zon: Beliau Punya Wawasan dan Pengalaman yang Luas
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Ridwan Saidi langsung menjadi anggota DPR hingga 1987. Usai tak lagi berpolitik, dia pun banyak berkecimpung tentang kebudayaan.
Baca juga: Jenazah Ridwan Saidi Disemayamkan di Rumah Duka Bintaro Jaya
Semasa hidup Ridwan Saidi juga tak lepas dari kontroversi. Salah satunya tentang pernyataannya yang mangatakan bahwa Kerajaan Galuh tidak pernah ada.
Follow Berita Okezone di Google News
Dia sempat diancam akan dilaporkan ke polisi jika tak bisa membuktikan ucapannya itu.
Ridwan Saidi juga pernah dilaporkan ke polisi oleh musisi kondang Ahmad Dhani karena menyatakan bahwa suali Mulan Jameela itu sebagai seorang Yahudi dalam bukunya Fakta dan Data Yahudi di Indonesia : Dulu dan Kini (2006) yang ditulis bersama Rizki Ridyasmara.
Akibat bukunya itu, Ahmad Dhani mendapat kiriman teror berupa bom buku yang ditujukan ke Kantor Republik Cinta Management (RSCM) pada 15 Maret 2011 lalu. Namun, buku tersebut baru dibuka pada 17 Maret 2011.
Teror bom buku itu diledakkan oleh Tim Gegana Polri.
Sentimen: negatif (78%)