Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Tokoh Terkait
KH Ahmad Fahrur Rozi
Jelang Natal dan Tahun Baru, PBNU Imbau Masyarakat Perkuat Sikap Toleransi
Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional
KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi yang biasa disapa Gus Fahrur Rozi menilai, kondisi keamanan menjelang Natal dan Tahun Baru aman dari tindak radikalisme.
Ia meyakini bahwa sikap toleransi antarumat beragama sangat penting dalam menjaga kerukunan bangsa. PBNU akan secara aktif dalam mengampanyekan sikap toleransi antar umat beragama untuk menciptakan Indonesia yang lebih aman.
“Kita semua menjalankan agama masing-masing dengan baik, tetapi jangan terlalu berlebihan sehingga bisa mengganggu kepercayaan orang lain. Dalam perayaan Natal ini justru umat Muslim harus menghargai dan mendukung umat Nasrani yang merayakan Natal,” kata Fahrur lewat keterangan yang diterima, Jumat (23/12).
Fahrur Rozi menjelaskan, menjelang Natal dan Tahun Baru, PBNU akan ikut terlibat dalam menjaga keamanan dan ketertiban sebagai bentuk pencegahan tindak intoleransi dan radikalisme
Menurutnya, radikalisme lahir dari adanya pemahaman yang salah dari agama. Pemahaman yang tidak lengkap dan disampaikan secara sepotong-sepotong.
Untuk itu, ia menekankan peran guru dalam menciptakan moderasi beragama yang ada di Indonesia. Hal ini sangat penting karena mereka menjadi rujukan pola pikir bagi para muridnya. Pasalnya, jika guru tidak moderat, ia akan mengajarkan radikalisme yang akan ditiru murid-muridnya.
“Materi penting tapi guru yang menyampaikan lebih penting. Jadi bisa diterima atau tidak tergantung yang membawakan,” tandas Ahmad Farur
Lebih lanjut, Ahmad Faru menjelaskan, moderasi beragama harus dimulai dengan sikap adil. Setiap warga harus memberikan ruang untuk setiap perbedaan pendapat dan tafsir bagi umat seagama maupun berbeda agama.
“Adil adalah kata kuncinya. Islam mengajarkan tidak boleh ada kebencian yang kemudian menjadikan tidak adil. Kita tidak boleh merasa benar sendiri dan tidak boleh memaksakan, harus saling menghormati dan saling menghargai,” imbuhnya.
Selain itu, Presiden Jokowi berupaya keras dalam merawat kerukunan antarumat beragama agar keutuhan bangsa tetap terjaga, termasuk melalui program moderasi beragama.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan komitmennya dalam merawat kerukunan antarumat beragama, khususnya generasi muda penerus bangsa.
“Sikap-sikap tidak toleran apalagi yang disertai dengan kekerasan fisik maupun verbal harus hilang dari Indonesia. Sikap keras yang menimbulkan perpecahan di masyarakat tak boleh ada di negeri kita yang kita cintai ini," ujar Presiden. (OL-8)
Sentimen: negatif (72.7%)