Pasangan Ganjar-Erick Dinilai Dapat Dukungan Kaum Milenial

24 Des 2022 : 18.14 Views 1

Mediaindonesia.com Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional

Pasangan Ganjar-Erick Dinilai Dapat Dukungan Kaum Milenial

LEMBAGA Survei Poltracking Indonesia masih menempatkan Ganjar Pranowo sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi dengan 32,5%. Setelah itu dibayang-bayangi oleh Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Sedangkan untuk elektabilitas cawapres, tanpa diduga Erick Thohir menempati peringkat pertama dengan 16,2%. Padahal tahun lalu elektabilitas Menteri BUMN ini hanya 7,6%.

Pengamat Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino Phd, mengatakan untuk capres, terlah terjadi kristalisasi di tiga sosok tokoh politik tersebut.

Sehingga jika tak ada badai politik yang menghantam, menurut Leo kemungkinan 3 tokoh ini yang akan maju sebagai capres di pilpres 2024.

Sedangkan untuk cawapres, Leo menilai masih sangat dinamis. Bahkan capres seperti Erick meningkat sangat eksponensial.

Sementara elektabilitas Sandiaga Salahuddin Uno justru mengalami keterpurukan hingga 9,4%. Padahal pertengahan tahun ini ia sempat menduduki puncak klasemen cawapres dengan 15.5%.

"Yang naik sangat signifikan Erick dan Ridwan Kamil. Sedangkan yang turun signifikan Sandiaga. Sementara untuk AHY elektabilitas relatif tak banyak pergerakan. Survei Poltracking ini sudah sesuai dengan dinamika yang terjadi di lapangan. Mungkin nantinya cawapres akan mengkristal ke 3 nama yaitu Erick, Ridwan Kamil dan AHY. Namun hingga menjelang pemilihan dinamika ini masih akan terus bergerak," ucap Leo dalam keterangan pers, Sabtu (24/12).

Dalam simulasi capres dan cawapres yang dibuat Poltracking, menempatkan Ganjar Erick merupakan yang tertinggi. Leo melihat ada beberapa faktor yang membuat simulasi pasangan Ganjar Erick ini sangat tinggi.

Pertama adalah faktor kombinasi pasangan Ganjar Erick merupakan gabungan antara politisi senior dengan tokoh muda yang memiliki visi untuk membawa indonesia lebih maju dan sejahtera.

"Karena pemilu 2024 akan didominasi kaum milenial dan generasi z, maka wajar jika mereka memilih gabungan antara politisi yang sudah piawai dengan tokoh muda. Para pemilih muda ini melihat gabungan Ganjar Erick mampu untuk manjawab tantangan Indonesia di masa mendatang," jelasnya.

Baca juga: Di Depan Purnawirawan TNI/Polri, Anies: Tunaikan Janji Kemerdekaan

"Responden menilai tantangan Indonesia kedepan ini hanya bisa diselesaikan oleh gabungan politisi senior dan tokoh muda. Saya tak mengatakan Prabobo tak bisa menjawab tantangan itu. Namun ini semata-mata pilihan puiblik," terang Leo.

Fakrtor lainnya yang membuat simulasi Ganjar Erick ini tinggi karena berasal dari kluster yang berbeda. Seperti gabungan tokoh Jawa dan luar Jawa dan politisi dan dan teknokrat. Menurut Leo kombinasi dua latar belakang ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan Indonesia di masa mendatang.

"Kalau keduanya politisi atau teknokrat pasti ada kekurangan. Padahal capres dan cawapres ini harus saling melengkapi. Gabungan tokoh Jawa dan luar Jawa juga menggambarkan kebhinekaan. Gabungan Jawa dan luar Jawa juga berpotensi untuk saling meningkatkan suara ketika pilpres dilakukan,"ujar Leo.

Faktor lainnya yang membuat gabungan Ganjar Erick ini tinggi menurut Leo karena mereka memiliki rekam jejak yang sangat positif. Ganjar dianggap sukses memimpin Jawa Tengah selama 2 periode. Sedangkan Erick dinilai responden sangat sukses memimpin BUMN dan beberapa perusahan yang ia miliki.

Menurut Leo, saat ini responden menghendaki pasangan calon pemimpin Indonesia mendatang memiliki rekam jejak positif yang kinerjanya telah terbukti dengan baik. Bukan memilih calon pemimpin yang menjual sentimen, popularitas sempit dan isu politik identitas. Sebab masyarakat Indonesia sudah melihat efek dari politik identitas yang terjadi selama ini terjadi yang menyebabkan ketidak stabilan politik dan ekonomi Nasional.

"Sehingga pemimpin yang mampu menjawab tantangan kedepan bukan yang sekadar menjual sentimen, popularitas sempit dan isu politik identitas. Memang ada tokoh yang kerap menjual sentimen dan isu politik identitas. Bukan menjual prestasi dan kinerjanya," jelansya.

"Publik menginginkan calon pemimpin mendatang memiliki rekam jejak yang positif dan memiliki kinerja yang bisa dibuktikan. Sehingga calon pemimpin mendatang bisa membawa Indonesia lebih sejahtera. Kalau calon pemimpin kita masih menjual sentimen, popularitas sempit dan isu politik identitas maka pemulihan ekonomi Indonesia dipercaya akan tertatih-tatih," pungkas Leo. (RO/OL-09)

Sentimen: positif (100%)