Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: stunting
Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting
Krjogja.com Jenis Media: News
Ilustrasi
Krjogja.com - SEBAGIAN besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, terserang infeksi berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak didefinisikan stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, dibawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Penyebab stunting menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada dua, yakni faktor lingkungan dan genetik. Lingkungan adalah aspek penting yang masih dapat diintervensi, sehingga stunting dapat diatasi. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan stunting antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan pada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. Sebagian besar stunting disebabkan oleh kekurangan gizi.
Dampak dari stunting sendiri cukup banyak seperti terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, gangguan metabolisme tubuh, tidak percaya diri, serta mudah terkena penyakit degeneratif.
Stunting bukan penyakit yang tidak dapat dicegah. Stunting bisa dicegah dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, memberikan ASI ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan MPASI sehat sebagai makanan pendamping ASI, Imunisasi, terus memantau tumbuh kembang anak, selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Karena itu, perlu adanya keberlangsungan dari program pencegahan stunting. Program-program stunting yang sudah berjalan, menyasar edukasi gizi dan pola hidup sehat di keluarga maupun di sekolah seperti :
1.TANGKAS ( Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting)
2.WASH (Water Access Sanitation and Hygiene/ Akses Air Bersih dan Sanitasi Higiene)
3.GESID (Generasi Sehat Indonesia)
4.Isi Piringku
5.AMIR (Ayo Minum Air)
6.Bunda Mengajar
7.WAS (Warung Anak Sehat)
8.ACS (Aksi Cegah Stunting)
Program percepatan penurunan stunting di DIY terus menjadi perhatian yang , karena pemerintah telah menetapkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia sebesar 14%. Guna mencapai target tersebut, DIY memfokuskan penurunan stunting dalam 3 area fokus yaitu: Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Salah satu pendekatan yang harus dilakukan secara bersamaan adalah pemberian nutrisi ibu dan anak yang seimbang di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sedangkan untuk intervensi di bidang sanitasi, Gerakan 5 Pilar STBM menjadi upaya intervensi sanitasi rumah tangga yang cukup strategis, yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengelolaan sampah dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.
Mari bersama-sama mencegah dan menurunkan angka stunting, agar generasi Indonesia menjadi Generasi yang sehat, kuat, dan hebat.(Siti Nur Hayah Isfandiari, Nur Amalia Mardyani Sabarno)
Sentimen: positif (94%)