Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Cianjur, Yogyakarta
Pameran NU-SA-MA-TRA di JNM Yogyakarta Dibuka Besok
Krjogja.com Jenis Media: News
Krjogja.com - PAMERAN seni rupa bertajuk 'NU-SA-MA-TRA' dipersembahkan oleh FlipFlop TV digelar pada Selasa-Rabu, 20-21 Desember 2022, di Pendopo Ajiyasa, Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta. Pameran akan dibuka, Selasa (20/12) siang pukul 13.30 di JNM.
Pameran 'NU-SA-MA-TRA' dikuratori oleh Huhum Hambilly, menampilkan tujuh presentasi karya terdiri dari seniman individu, kolektif dan kolabratif. Diantaranya adalah: Agan Harahap x Broken Pitch, Anang Saptoto, Mbah Atemo Wiyono dan Hanafi K. Sidhartha, Sekawan Project, Studio Kilat 56 dan TEMPA.
Ricardo Tobing, selaku Direktur FlipFlop TV Ricardo Tobing mengungkapkan FlipFlop TV adalah sebuah platform digital berfokus pada karya-karya lokal, dan berusaha menyajikan program hiburan dengan mengambil spirit Nusantara. Bahkan menginisiasi kegiatan sosialisasi, promosi dengan mengadakan pameran seni rupa dan pentas musik di JNM Yogyakarta.
Kota Yogyakarta, sengaja dipilih sebagai inspirasi untuk memulai atau membuka kerja baru, sebagaimana Republik Indonesia dimulai dari kota ini. Salah satu hal yang jadi perhatian mereka adalah menghadirkan program tayangan untuk anak-anak remaja yang lebih berkualitas dan edukatif. Hal ini direfleksikan dari riwayat perkembangan media hiburan di tanah air 2-3 dekade lalu.
"Kemudian untuk memulai platform dan mengenalkan produk tayangan, pihak FlipFlop TV melihat, bahwa tema seputar anak-anak dan remaja menjadi sebuah urgensi," papar Ricardo Tobing.
Huhum Hambilly menjelaskan, secara garis besar, karya-karya yang hadir dalam pameran ini, menyajikan penyerapan visual, dari yang bersifat tatapan hingga yang interaktif. Karya Agan Harahap x Broken Pitch, berangkat dari karya 'Garden Gresh #9' yang diolah oleh Kolektif Seni Broken Pitch menjadi sajian instalasi istimewa layaknya rak etalase di supermarket. Gagasan ini, berkaitan dengan kritik maupun satir terhadap relasi kompleks dan ironis antara pasar dan kebutuhan manusia, sekaligus mempersoalkan eksistensi hewan atau satwa di hadapan krisis ekologis, di era antroposen yang kian akut ini.
Kemudian memajang karya Anang Saptoto, menyajikan karya-karya dalam program yang selama ini dilakukan Anang bersama beberapa Kelompok Tani Jogja. Dalam tajuk 'Panen Apa Hari Ini'. Anang menyajikan dokumentasi kegiatan 'Panen Apa Hari Ini' dalam layar lcd, yang merupakan proyek terus berjalan dan terbuka.
Selain juga menyajikan foto-foto yang terinspirasi dari kehidupan petani, Anang mengajak membuat kartu pos dan mengelola mading sebagai kelanjutan program 'Jalin Sahabat ke-12'. Karya yang diproduksi di ruang pamer akan dikirimkan kepada anak-anak Taman Baca terdampak bencana gempa di Cianjur. Karya ini menjadi upaya membahasakan secara apik, subsistensi dan ketahanan pangan keluarga di Desa maupun pinggiran Kota.
Karya ini boleh dipahami sebagai upaya melakukan pendekatan seni aktivitas atau aktivisme, yang menumbuhkan semangat kedaulatan pangan, kalau bukan resistensi terhadap kapitalisme pertanian dan pangan. Sebuah sumbangan bagi wacana dan praktik pangan dan agraria secara luas.
Dikatakan Huhum Hambilly, kolaborasi karya Mbah Atemo Wiyono bersama Hanafi K Sidhartha, dan perupa Nasirun mengusung konsep 'WEWAYANGAN' dari ragam media daur ulang dan digital. Karya ini, juga merupakan penghormatan mengapresiasi kepada Mbah Atemo yang di usia senja terus berkreasi dengan wayang-wayang kertas tanpa pola dan dolanan anak tradisional. Melalui screening proyektor, pertunjukkan wayang akan tampil secara sinematik dengan menjanjikan pengalaman tatapan visual yang mendekati imersif. Karya ini sekaligus menyajikan wahana untuk memainkan lakon.
Kemudian karya dari Sekawan Project, sengaja menggubah kembali 'Museum of Nostalgia', yang sebelumnya pernah muncul dalam pameran Asana Bina Seni, Program Biennale Jogja 2022. Terinspirasi dari kajian sejarah dan tradisi-teknologi permainan generasi 1990-an. "Sekawan Project menyajikan Museum of Nostalgia melalui bermacam karya interaktif yang bisa diintervensi oleh publik," imbuh Huhum.
Selain itu, lanjut Huhum, dalam pameran NU-SA-MA-TRA ini, duo TEMPA, Putud Utama dan Rara Kuastra, hadir dengan membawakan kembali karya instalasi bertajuk 'Cosmic Pattern Series', yang pernah dihadirkan di Art Jog 2022. TEMPA sengaja menyajikan sentuhan baru, dengan tetap menyuguhkan beragam instalasi memikat dengan sentuhan artistik istimewa yang khas. Karya ini bisa menjadi media belajar perkembangan kognitif bagi anak-anak dengan indah. Adapun disiapkan workshop cetak pembuatan totebag.
Pengalaman aktivitas dalam seni juga ditawarkan Studio Kilat 56, salah satu lini dari kolektif seni legendaris Mes 56. Studio Kilat 56 bekerja sama dengan Flip-Flop TV, menghadirkan sesi pemotretan gratis dan cetak 5R bagi pengunjung. Hasil dari karya aktivasi foto yang disajikan menawarkan pemaknaan atas momen kebersamaan dan pengalaman estetik melalui karya fotografi kontemporer.
"Pameran NU-SA-MA-TRA hadir bagi publik terkhusus anak-anak dan semua usia di Yogyakarta," kata Huhum. (Cil)
Sentimen: positif (100%)