Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pemilu 2019
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Senayan
Tokoh Terkait
Pengamat Sarankan Partai Baru Maksimalkan Tiga Hal Ini untuk Dongkrak Elektabilitas di 2024
Tribunnews.com Jenis Media: Nasional
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti memberi sejumlah saran ke partai politik atau parpol baru menyongsong Pemilu 2024.
Menurut Ray Rangkuti ada tiga hal yang dapat dimaksimalkan partai baru untuk mendongkrak elektabilitas, yakni menawarkan sesuatu yang baru kepada publik.
“Yang pertama adalah mereka belum punya masalah secara hukum, kedua track record mereka tidak terlihat buruk, yang ketiga adalah kejenuhan di publik terhadap partai-partai lama,” kata Ray Rangkuti saat ditemui selepas diskusi di acara Sudut Pandang ‘Partai Baru Apa Bedanya?’ di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2022).
Dia melihat partai politik baru mampu meraup suara publik dan melenggang ke Senayan di 2024.
Baca juga: Banyak Parpol Diprediksi Bakal Deklarasi Dukungan Capres di Maret-April 2023, Termasuk Partai Baru
Pasalnya, lanjut Ray, survei menunjukkan setidaknya ada 2-3 partai politik yang terlihat akan meninggalkan senayan karena elektabilitasnya turun atau berada di bawah 4 persen, sehingga tak memenuhi syarat ambang batas parlemen atau parlementary treshold.
Hal itu pula yang dapat dimanfaatkan partai baru untuk bersaing mengisi kekosongan kursi DPR.
“Kalau kita mengasumsikan di parlemen itu ada sektar 9 parpol, artinya ada punya potensi 2-3 parpol yang kosong yang bisa diisi dengan pemain baru ini,” tuturnya.
Baca juga: Hadar Nafis Gumay Sebut Kantongi Data Manipulasi Verifikasi Partai Politik di KPU
“Saya kira begitu. Sebab kalau 5 ke atas itu agak sulit ya, tapi kan ada posisi keenam ketujuh kedelapan dan kesembilan, dengan asumsi kita punya keajegan bahwa kursi di parlemen itu bisa sampai 9 parpol,” lanjut Ray.
Untuk diketahui, Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap temuan terbaru mereka terkait elektabilitas parpol berdasarkan survei yang mereka lakukan.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, menyatakan bahwa jika pemilu diadakan sekarang, PDIP mendapat dukungan terbesar.
Deni mengungkapkan, dukungan ke PDIP dari survei yang dilakukan sebesar 24,1 persen; disusul Golkar 9,4 persen; Gerindra 8,9 persen; Demokrat 8,9 persen.
Sementara itu, PKS 6,2 persen; PKB 6,1 persen; Perindo 4,6 persen; Nasdem 3,2 persen; PPP 2,9 persen; dan PAN 1,7 persen. Sedangkan partai-partai lain mendapat dukungan di bawah 1 persen, dan yang belum tahu ada 20,9 persen.
"Dibanding hasil Pemilu 2019 lalu, dukungan kepada PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 24,1 persen. Elektabilitas Demokrat juga sedikit naik dari 7,8 persen menjadi 8,9 persen, atau relatif stabil," kata Deni dalam pemaparannya soal temuan survei terbaru SMRC bertajuk 'Trend Elektabilitas Partai', Minggu (18/12/2022).
Sementara partai-partai lain yang ada di parlemen cenderung menurun. Namun demikian, Deni menambahkan bahwa setiap partai masih punya peluang menaikkan dukungan.
"Sebab masih ada sekitar 20,9 persen warga yang saat ini belum menentukan pilihan," ujar Deni.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 3-11 Desember 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sentimen: positif (91.4%)