Sentimen
Positif (61%)
23 Des 2022 : 00.36
Informasi Tambahan

Event: Hari Ibu

Keterwakilan di Parlemen Baru 28 Persen, Stigma Perempuan Mesti di Dapur Belum Hilang

23 Des 2022 : 00.36 Views 12

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Keterwakilan di Parlemen Baru 28 Persen, Stigma Perempuan Mesti di Dapur Belum Hilang

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Indonesia kembali memperingati Hari Ibu Nasional yang jatuh pada 22 Desember.

Sekretariat Jenderal DPR, DPD, dan MPR RI memperingati Hari Ibu yang jatuh pada setiap tanggal 22 Desember dengan menggelar upacara bendera.

Deputi Persidangan DPD RI Sefti Ramsiaty bertindak sebagai Inspektur Upacara.

Dalam kesempatan tersebut, dia mengajak para perempuan terutama perempuan-perempuan muda untuk melanjutkan perjuangan kesetaraan gender wanita.

Menurut Sefti, perempuan memiliki tugas mulia yakni melahirkan dan mendidik generasi penerus anak bangsa.

Hal ini menunjukkan Perempuan menjadi tonggak perjuangan yang sangat berperan dalam pembangunan di Indonesia.

“Kalau kita bicara Hari Ibu pasti kembali kita kepada kodrat bahwa perempuan itu reproduktif. Tadi juga dalam sambutan Menteri (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), dia berbicara bahwa perempuan juga berperan melahirkan mendidik anak bangsa dan kita berharap tentu saja akan lahir generasi penerus dari tangan-tangan perempuan Indonesia yang cerdas dan bijak,” ujar Sefti dalam keterangan Parlementaria, Kamis (22/12/2022).

Perbedaan peran perempuan dan laki-laki di Indonesia, saat ini kata dia bisa dianggap secara umum terlihat tidak terlalu tampak perbedaan yang sangat ekstrem, meskipun masih ditemui isu gender di berbagai bidang pembangunan.

Di lingkungan parlemen sendiri, terutama di DPR RI, menurutnya, keterwakilan perempuan masih kurang.

“Kalau kita lihat aja di DPR, anggota DPR perempuan itu hanya 123 dari 575 kurang lebih 21,9 persen. Kalau DPD terpenuhi 30 persen kan ada 41 orang dari 136. Kalau secara keseluruhan antara DPR dan DPD kurang lebih 28 persen, artinya sebetulnya pemerintah dan regulasi sudah memberikan slot bahwa ada 30 persen keterwakilan perempuan namun nampaknya stigma bahwa perempuan di dapur tuh masih belum hilang gitu ya,” ucapnya.

Dari sisi ASN perempuan yang berkarir di lingkungan parlemen juga keterwakilan perempuan di struktural masih belum terpenuhi.

Menurutnya, ini menunjukkan bahwa memang perlu perjuangan besar bagi kaum perempuan untuk setara atau sejajar dengan pria.

“Apalagi secara aturan sudah diwadahi tapi nyatanya tetap tidak. Jadi memang tugas generasi penerus ini ke depan mau seperti apa itu tergantung dari kita semua. Saya berharap tentu saja bagi perempuan generasi kita ke depan, generasi penerus kita akan lebih kokoh dan lebih firm dalam melaksanakan tugas-tugas,” pungkasnya. (selfi/fajar)

Sentimen: positif (61.5%)