Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta
Kasus: covid-19, kekerasan seksual
Program Terpadu HIV dan Aids Bagi Disabilitas
Krjogja.com Jenis Media: News
Ilustrasi
Krjogja.com - SEJAK pertama kali kasus HIV ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada komunitas disabilitas di Tahun 2018 yang berjumlah 5 Orang, bertambah lagi di Tahun 2021 menjadi 21 disabilitas yang terinfeksi HIV. Hal ini menjadi keprihatinan bagi Pemerintah Daerah DIY (Pemda DIY), melalui Komisi Penanggulangan AIDS DIY (KPA DIY) melakukan Koordinasi dan Asesmen mengapa hal ini bisa terjadi pada Komunitas yang selama ini jauh dari Program Penanggulangan HIV dan AIDS, asumsi HIV dan AIDS hanya akan terjadi pada komunitas yang memang rentan dalam penularannya terjadi pada mereka yang berganti pasangan seks. Pada kenyataannya perkembangan, HIV dan AIDS juga terjadi pada Komunitas Disabilitas. Dari Data Dinas Kesehatan Data Kumulatif HIV dan AIDS sampai dengan September Tahun 2022 sebanyak 6377 masuk fase HIV dan 2004 ada dalam fase AIDS.
Dari data tersebut ada 32 kasus Disabilitas yang terinfeksi HIV, terdiri dari disabilitas netra, tuli, fisik, intelektual.Dari Disabilitas tersebut 5 orang ada di Sekolah luar biasa dan faktor risikonya dari kekerasan seksual. Memang dari 26 Orang yang terinfeksi tersebut lebih banyak pada laki-laki tetapi dampak yang ditimbulkan justru pada perempuan yang menjadi korban. Satu Provinsi yang baru melaporkan adanya kasus HIV dan AIDS pada Disabilitas dari 33 Provinsi lainnya . Persoalan HIV dan AIDS masih menjadi persoalan Global ,demikian juga di Indonesia. Dengan Target Sasaran 95% di Tahun 2030 dalam arti 95 % populasi risiko bisa ditemukan, 95 % dites HIV dan 95 % masuk pengobatan dan konsisten. Juga Komitmen Global Three Zero, New Infection HIV AIDS, Zero Releted death AIDS, Zero Discriminination. Termasuk Indonesia juga harus memenuhi target Global ini.
Sejak pertama kasus HIV dan AIDS ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 1993 komulatif sampai dengan sekarang, angka penularan terbesar penularan HIV dari hubungan seksual. DIY tidak pernah tinggi angka kasus penularannya selain hubungan seksual. Dari Kasus Komulatif tersebut 63 % didominasi pada usia produktif , salah satu sebabnya adalah infomasi komprehensif penularan HIV dan pengetahuan Kesehaatan Reproduksi belum banyak terima , mereka tidak mau tau informasi HIV dan kesadaran yang kurang dalam pencegahan penularan HIV. Dari Kasus HIV menurut jenis kelaminnya Laki-laki masih 63 % dan perempuan 33 %, dan dari perempuan tersebut sebagian besar adalah Ibu rumah tangga. Jauh dari bayangan selama ini juga kalo ibu rumah tangga justru lebih banyak, karena jelas risiko dari suaminya yeng memang berganti pasangan seks.
Berbagai Program Penanggulangan HIV sudah dikembangkan di DIY diantaranya Program Penguatan Kelembagaan dalam hal ini Lembaga Non Struktural Pemerintah atau Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DIY sebagai Lembaga yang mengkoordinasikan Penanggulangan HIV di DIY dengan ketugasan selain Koordinasi lintas sector , juga membuat Kebijakan (Perda No 12 Tahun 2010 tentang Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di DIY, PerGub DIY No 37 Tahun 2012 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS di DIY, dan PerGub No 39 tentang Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS DIY. Program lainya adalah Program Pencegahan , Program Layanan Perawatan dan Dukungan bagi ODHA (Orang dengan HIV), Program Sosial, Jaminan Kesehatan bagi ODHA tidak mampu yang ber KTP di DIY melalui BapelJamkesos DIY, Program Sosial dengan Shelter ODHA di Yayasan Kebaya Yogya dan dukungan lain yang bisa diakses dengan mudah.
Dalam 2 tahun ini Dampak Pandemi Covid 19, KPA DIY harus membuat strategi baru, inovasi yang dikembangkan dengan Digitalisasi Informasi Komprehensif menggunakan Website EKSTRIM (Edukasi, Konseling, Screning, Link gate mobile) semua orang dapat mengakses layanan ini dengan mudah dan layanan komprehensif yang disediakan dengan target sasaran Anak muda dan Disabilitas Muda. Program ptioritas yang dikembangkan KPA DIY saat ini adalah menyasar pada Perempuan dan Disabilitas, walaupun fokus tetap juga dilakukan pada komunitas risiko tinggi.
Upaya yang dilakukan diantaranya adalah :
1.Pelibatan Komunitas Disabilitas dan LSM Pendamping Disabilitas (SAPDA, SIGAP,Cikal, Komite Disabilitas)
2.Pelatihan Fasilitator/ Peer educator perwakilan dari disabilitas dan LSM Disabilitas
3.Pelatihan Guru SMA Luar Biasa dengan Intergrasi Kesehatan Reproduksi, Kekerasan Seksual ,dan HIV AIDS di SMA Luar Biasa
4.Digitalisasi Informasi HIV dan AIDS bagi Anak muda dan Disabilitas Muda melalui Website yang dikembangkan oleh KPA DIY EKSTRIM ( Edukasi, Konseling, Screning, Link to gate mobile )
5. Pembuatan Media Informasi bagi disabilitas menurut ketunaannya.
Harapan saat ini adalah Program Disabilitas yang terinfeksi HIV masuk prioritas Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di DIY dengan melibatkan berbagai Komunitas Disabilitas, dan LSM Disabilitas dengan harapan dapat menekan penularan HIV dan AIDS sedini mungkin pencegahan penularan HIV pada disabilitas di DIY akan lebih efektif, komprehensif, dan berkelanjutan. (Laurensia Ana Yuliastanti, Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS DIY)
Sentimen: positif (98.4%)