Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jabodetabek
Tokoh Terkait
Potensi Cuaca Ekstrem di Masa Natal dan Tahun Baru Disebabkan 4 Anomali Cuaca
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi saat libur Natal dan tahun baru disebabkan oleh empat anomali cuaca yang terjadi secara bersamaan.
Anomali cuaca tersebut adalah peningkatan aktivitas monsoon Asia, semakin intensifnya seruakan dingin Asia, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah, serta terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer.
"Bersamaannya empat aktivitas tersebut maka dikhawatirkan atau berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia, terutama bagian selatan Indonesia sampai juga bagian tengah dan timur," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Selasa (20/12/2022).
Baca juga: BMKG Prediksi Ada Potensi Cuaca Ekstrem Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Dwikorita menjelaskan, peningkatan aktivitas monsoon Asia memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.
Kemudian, semakin intensifnya seruakan dingin Asia meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan.
"Serta meningkatkan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara," kata Dwikorita.
Ia melanjutkan, indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG: Sebagian Jabodetabek Diguyur Hujan Siang Nanti
Hal ini berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi serta meningkatkan kecepatan angin permukaan dan tinggi gelombang di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia.
Dwikorita menuturkan, BMKG juga memantau aktivitas gelombang atmosfer, yakni fenomena madden julian oscillation.
"Kurang lebih merupakan fenomena pergerakan arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika, jadi melintasi Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik, tetapi melewati kepulauan Indonesia," kata Dwikorita.
Ia menambahkan, kebetulan arak-arakan awan hujan itu melintasi Indonesia bersamaan dengan empat anomali cuaca yang disebut sebelumnya sehingga menyebabkan potensi cuaca ekstrem.
Baca juga: Jateng Diprediksi Bakal Diguyur Hujan Lebat Saat Nataru, BMKG Minta Masyarakat Waspada
BMKG memprediksi cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, dan Papua pada tanggal 21-23 Desember 2022.
Adapun pada tanggal 24 Desember 2022, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sebagian wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Selatan.
Cuaca ekstrem tersebut antara lain berupa angin kencang, hujan lebat, dan petir yang bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, serta gelombang tinggi di perairan laut.
-. - "-", -. -Sentimen: positif (33.3%)