Sentimen
Negatif (100%)
21 Des 2022 : 23.22
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Kasus: Teroris, teror, Bom bunuh diri

Densus 88 Bantah Kecolongan Bom Astana Anyar, Kombes Aswin Sebut Ada Perang Berkelanjutan

21 Des 2022 : 23.22 Views 1

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

Densus 88 Bantah Kecolongan Bom Astana Anyar, Kombes Aswin Sebut Ada Perang Berkelanjutan

POJOKSATU.id, BANDUNG – Kabag Ban Ops Densus 88 Antiteror, Kombes Aswin Siregar memastikan pengawasan keluarga napiter atau eks napiter tetap dilakukan.

Kombes Aswin juga membantah aksi teror bom Astana Anyar lantaran Densus 88 kecolongan.

“Dari jaringan kelompok itu sendiri terus menerus melakukan proses yang kita bilang counter radikal,” jelas Aswin di Polda Jabar, Rabu (21/12/2022).

Aswin juga menyebut bahwa selama ini kelompok teroris terus mencoba membangkitkan jaringan terorisme atau kelompoknya.


Karena itu, ia mengajak semua pihak bersama-sama memerangi tumbuhnya bibit-bibit terorisme.

BACA: Berkaitan Bom di Polsek Astana Anyar, Polri Amankan 26 Tersangka Teroris yang Tersebar di 5 Provinsi

Perekrutan dimaksud, tidak lain bertujuan untuk melakukan penyerangan dan perlawnaan melalui aksi teror.

“Memang itu ada sebuah perang yang berlanjut terus antara kita dan stakeholder lain dengan teroris yang terus-menerus membangkitkan penyerangan dan perlawanan,” ujar dia.

Dari puluhan terduga teroris yang ditangkap pasca bom Astanaanyar, Aswin mengakui salah satu di antaranya adalah eks napiter.

“Jadi, dia ikut kembali dengan kelompok itu. Ada satu di antaranya. Saya tidak perlu sebut identitasnya,” ucap dia.

Diakui juga para terduga teroris yang ditangkap itu terdapat jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

BACA: Wakapolda Jabar Minta Masyarakat Jabar Waspada Aksi Teror Saat Libur Natal dan Tahun Baru

“Harus waspada saja ya, soal mantan napiter. Nanti kita tunjukkan pengawasan napiter itu tidak pernah berhenti, nonstop,” jelasnya.

Kombes Aswin juga menyatakan bahwa pelaku bom bunuh diri Astanaanyar menolak sistem pemerintahan dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Hal itu didasarkan pada tulisan yang terdapat pada motor pelaku bom bunuh diri Astanaanyar.

“Dari situ kita ambil kesimpulan ini gara-gara pengesahan (RKUHP). Tapi tentu tidak serta merta begitu.”

“Ada jaringan lain, ada penyebab lain, ada ghiroh membuat semangat itu lebih besar, lebih berani lagi,” jelasnya. (Arief/Pojoksatu)

Sentimen: negatif (100%)