Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Kuala Lumpur
Tokoh Terkait
Sidang Parlemen Malaysia Bahas Jabatan Anwar Ibrahim Rusuh, Terlontar Kata Bodoh
iNews.id Jenis Media: Nasional
KUALA LUMPUR, iNews.id - Sidang parlemen Malaysia, Dewan Rakyat, Senin (19/12/2022), mengokohkan dukungan terhadap Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri (PM). Usai penunjukan Anwar sebagai PM yang baru oleh Raja Malaysia Sultan Abdullah, kubu oposisi mempertanyakan dukungan mayoritas terhadap Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu.
Seperti diketahui dalam pemilu Malaysia pada November lalu tak stu pun partai maupun koalisi memperoleh suara mayoritas di parlemen sebagai syarat untuk membentuk pemerintahan. Oleh karena itu kekuatan yang ada, termasuk koalisi Pakatan Harapan (PH) dipimpin Anwar, harus bergabung dengan partai atau koalisi lain. Kelompok lain, Perikatan Nasional (PN), dipimpin Muhyiddin Yassin, gagal menggalang dukungan untuk membentuk pemerintahan.
Lolosnya Anwar Ibrahim dalam sidang mosi kepercayaan memiliki arti penting karena pemerintah membutuhkan dukungan dari parlemen dalam menjalankan kebijakan dan program.
Namun sidang sempat berjalan panas. Pada satu momen anggota parlemen dari oposisi PN, Shahidan Kassim, mempertanyakan apa perlunya sidang mosi kepercayaan terhadap Anwar diperdebatkan di Dewan Rakyat. Menurut dia, penunjukan oleh Raja Malaysia sudah sah.
“Jika Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia) sudah melegitimasi (kepemimpinan Anwar), lalu kenapa kita angkat lagi di sini?” ujarnya, dikutip dari The Star.
Kemudian anggota parlemen dari kubu koalisi pendukung pemerintah PH, Mohd Sany Hamzah, merespons dengan pernyataan yang mengundang kemarahan lawan politik.
“Karena kami berani dan perdana menteri sebelumnya (Muhyiddin Yassin) tidak. Itulah sebabnya dia memberlakukan darurat,” kata Sany, dari duduk di kursi roda setelah menjalani operasi.
Jawaban itu memicu kericuhan. Anggota parlemen lain dari PN, Ahmad Marzuk Shaary, kemudian menantang Sany untuk berdiri.
“Kalau Anda berani, berdirilah!” ujarnya, dengan nada keras.
Editor : Anton Suhartono
Bagikan Artikel:Sentimen: positif (98.5%)