Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Kediri, Tasikmalaya, Situbondo, Ciganjur, Kairo
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Bagi Gus Dur, Keluarga Adalah Prioritas Nomor 4
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang sudah berpulang 13 tahun lalu. Namun, kisah perjalanan hidupnya seakan menjadi kenangan abadi. Tadi malam (17/12) kisah-kisah terkait Gus Dur dibahas dalam haul yang diadakan di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta.
Acara yang digelar secara daring dan tatap muka (hybrid) itu mengusung tema ”Gus Dur dan Pembaharuan NU”. Ketua Panitia Haul Ke-13 Gus Dur Alissa Wahid menyatakan, meski sudah lama berpulang, nama dan pemikiran Gus Dur masih menjadi inspirasi hingga kini.
Putri sulung Gus Dur tersebut mengenang ayahnya sebagai sosok yang humoris dan gemar membela hak-hak minoritas.
”Beliau pejuang demokrasi, negarawan, hingga komentator sepak bola. Makanya, kami pilih temanya agak dilematis,” ujarnya.
Tema ”Gus Dur dan Pembaharuan NU” akhirnya dipilih karena terkait dengan peringatan hari ulang tahun satu abad NU. Tema sebelum-sebelumnya biasanya berkaitan dengan masalah bangsa yang sedang mencuat. ”Tema ini dipilih oleh Abah Gus Mus yang merupakan sahabat Gus Dur sejak di Kairo (Mesir, Red),” bebernya.
Alissa mengenang, saat dirinya berusia 14 tahun, Gus Dur pernah berpesan agar Alissa tidak menyamakan dirinya (Gus Dur) dengan bapak teman-temannya. Sebab, Gus Dur adalah ayah yang tidak memiliki banyak waktu untuk keluarga. ”Karena keluarga itu prioritas bapak nomor 4, Nak,” kata Alissa menirukan pesan Gus Dur kala itu.
Haul juga diiringi acara tahlilan jarak jauh (online). Selain di kediaman Gus Dur, tahlilan diikuti para pengasuh dan santri Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iah Sukorejo di Situbondo, Ponpes Lirboyo di Kediri, Ponpes Darusalamah di Lampung Timur, Ponpes Qomarul Huda Bagu di NTB, Ponpes Cipasung di Tasikmalaya, dan Ponpes Almusawir di Jogjakarta.
Beberapa tokoh NU yang hadir, antara lain, Yahya Cholil Staquf, Mustofa Bisri, Muhammad Luthfi bin Yahya (Habib Lutfi), Zawawi Imron, dan Saifullah Yusuf. Dari unsur pemerintah, antara lain, Menteri PAN-RB Azwar Anas, Wagub Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, dan Wagub Jawa Tengah Taj Yasin.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengamini pernyataan Alissa. Menurut dia, Gus Dur adalah sosok yang kompleks. “Di NU kalau ada tokoh besar dengan warisan yang beragam, biasanya dipercaya sebagai wali Allah,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sekitar 1970 hingga 1980-an, Islam mendapatkan banyak tekanan hingga memunculkan gerakan radikal yang melawan. Namun, saat itu Gus Dur memberikan tawaran baru. “Tidak ada cara yang lebih baik dalam menolong Islam ini kecuali menolong kemanusiaan keseluruhannya,” katanya menirukan ucapan Gus Dur.
Gus Yahya, sapaannya, ingin membawa gagasan Gus Dur itu di masa sekarang. Salah satu caranya dengan meraih dukungan dari seluruh pihak.
Sentimen: positif (44.4%)