Kementan pastikan stok komoditas pangan hingga akhir 2022 aman, tapi masih perlu impor
Alinea.id Jenis Media: News
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Indonesia mengalami peningkatan pada luas panen, produksi padi, dan produksi beras pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021, yaitu masing-masing mencapai 10,54 juta hektare (ha), 55,36 juta ton gabah kering giling (GKG), dan 31,90 juta ton. Sebelumnya di tahun 2021 tercatat 10,41 juta ha, 54,42 juta ton GKG, dan 31,36 juta ton.
“Selama 77 tahun, inilah yang paling tinggi. Ini data dari BPS, kalau data dari Kementan lebih tinggi lagi dari ini,” ujar Syahrul dalam pidatonya di acara diskusi publik “Outlook Sektor Pertanian”oleh INDEF, Jumat (16/12).
Kemudian ia menyampaikan, harga beras di Indonesia merupakan yang terendah peringkat dua dari bawah di antara negara-negara Asean lainnya. Harga terendah adalah Vietnam senilai Rp11.492 per kilogram (kg), Indonesia Rp12.300 per kg, Kamboja Rp12.765 per kg, Filipina Rp12.847 per kg, dan termahal adalah Singapura Rp26.832 per kg.
Dengan harga tersebut, ia mengatakan sangat wajar jika harga beras dalam negeri mengalami sedikit kenaikan, asalkan kenaikan tersebut juga berlaku pada peningkatan keuntungan petani, bukan hanya pada pedagang beras.
“Ini kan ongkos produksi sedang mahal semua jadi gak apa-apa lah naik sedikit, asalkan petani juga dapat. Jangan cuma naik di pedagang. Nah di sinilah gunanya pemerintah untuk tetap menstabilkan kenaikan harga beras,” katanya.
Selanjutnya untuk 12 komoditas yang menjadi tanggung jawab Kementan, Kementan pastikan stok komoditas pangan hingga akhir tahun 2022 aman, tapi masih perlu impor bahkan untuk jagung dikatakan Mentan pada tahun 2022 kelebihan stok. Namun untuk komoditas kedelai, bawang putih, daging sapi atau kerbau, dan gula konsumsi masih harus dipenuhi dari impor.
“Impor kedelai ini karena memang kita perlu, karena di Amerika, Brasil harganya jauh lebih murah. Kenapa? Karena mereka pakai hamparan yang besar, pakai teknologi dan mekanisasi. Nah kita? ya rakyat harus bisa buat sendiri. Itu gunanya kita ada, harus membenahi ini,” ungkap Mentan.
Melihat ketergantungan kedelai Indonesia masih tinggi terhadap impor, sedangkan kebutuhan kedelai juga sangat besar, maka Syahrul menegaskan swasembada kedelai harus dipersiapkan dua tahun dari sekarang.
Sentimen: positif (87.7%)