Jember (beritajatim.com) – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar harus bekerja keras untuk memikat pemilih di Jawa Barat agar bisa mencalonkan diri menjadi presiden pada 2024. Sejauh ini dalam jajak pendapar ia unggul di Jawa Timur.

“Di Jawa Timur bagus. Di Jawa Tengah cukup bagus. Di Jawa Barat yang memang perlu perjuangan berat, karena Jawa Barat adalah basis partai lain. Hanya belakangan ini PKB sudah mulai menggeliat di sana dengan tokoh-tokoh mudanya yang bergerak dengan cepat dan cerdik,” kata Nur Yasin, Bendahara Dewan Pimpinan Pusat PKB, dalam acara deklarasi dukungan kiai kampung, di Pondok Pesantren Darul Arifin, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (20/2/2022) sore.

Sesuai hasil pemilu 2019, dari 27.476.079 pemilih yang menggunakan hak suara, Gerindra mengantongi 4.320.050 suara, disusul PDI Perjuangan dengan raihan 3.510.525 suara, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 3.286.606 suara. Sementara PKB menempati peringkat kelima dengan 1.896.257 suara.

“Kami tentu siap untuk memenangkan Gus Muhaimin. Tentu kami harus buktikan bukan hanya siap di mulut, tapi juga siap bekerja,” kata Nur Yasin.

Salah satu langkah adalah dengan menggerakkan dukungan kultural kiai kampung. Kiai kampung adalah istilah untuk guru mengaji di masjid dan musala. “Bagi saya para guru ngaji ini, ibarat dalam manajemen, adalah manajer level pertama di masyarakat yang berhadapan dengan rakyat. Dia harus kita sentuh. Jangan hanya direktur-direkturnya. Kalau para kiai ini kan ibarat direktur di NU,” kata Nur Yasin.

Menurut Nur Yasin, PKB akan menawarkan visi dan misi yang mengedepankan budaya NU untuk meningkatkan pendidikan dan bidang usaha di masyarakat. “Ini bentuk konsekuensi dari garis perjuangan kami,” katanya.

Bagaimana dengan pernyataan Pengurus Besar NU yang meminta struktur organisasi tak hanya condong ke satu partai? “Itu kan politik, yang punya suara kan anda, bukan mereka,” kata Nur yasin. [wir/ted]