Sentimen
Positif (57%)
15 Des 2022 : 18.07
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Mercu Buana

Kab/Kota: Yogyakarta

Kasus: covid-19

UMKM Penopang Perekonomian Masyarakat Tetap Bertahan

15 Des 2022 : 18.07 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

UMKM Penopang Perekonomian Masyarakat Tetap Bertahan

Krjogja.com - YOGYA - Kondisi ekonomi global dalam beberapa waktu ke depan diprediksikan tidak begitu baik. Hal ini tercermin dari adanya ancaman resesi ekonomi yang sempat menimbulkan kekhawatiran banyak negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tapi untuk Indonesia kemungkinan tidak akan terlalu terpengaruh. Apalagi dengan adanya pengalaman dalam menghadapi krisis dan keberadaan UMKM mampu menopang perekonomian masyakarat untuk tetap bertahan.

"Pengalaman sejarah membuktikan bahwa selama masa-masa sulit. Seperti krisis krisis moneter, dimana dolar naik tajam sampai 8 kali lipat. Tapi UMKM mampu menopang perekonomian masyakarat untuk tetap bertahan, karena UMKM tidak tergantung import.‎ Begitu pula saat pandemi Covid-19, yang awalnya cukup berdampak bagi kehidupan masyarakat karena berbagai pembatasan aktifitas. Akhirnya UMKM bisa bertahan bahkan lebih mendunia dengan digitalisasinya," kata pengamat ekonomi sekaligus dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Widarta MM di Yogyakarta, Selasa (13/12/2022).

Widarta mengatakan, UMKM menjadi garda terdepan yang dapat bertahan dan menjadi solusi dalam menghadapi masalah ekonomi. Hal itu diperkuat dengan ‎data dari kementerian koperasi, usaha kecil dan menengah bahwa tahun 2022, pelaku UMKM 64,2 juta lebih.

Peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga mencapai 60,5 persen dan penyerapan tenaga kerja mencapai 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Sedangkan dari sisi pertumbuhan ekonomi dalam periode awal pandemi Covid-19 yaitu kuartal II tahun 2020 hingga kuartal I tahun 2021, Indonesia mengalami resesi.

"Kalau dua kuartal berturut-turut Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif atau minus, artinya sudah masuk wilayah resesi. Namun, perekonomian Indonesia membaik pasca terkendalinya Covid-19. Ekonomi Indonesia tercatat tumbuh positif sejak kuartal II tahun 2021, yakni sebesar 3,69 persen. Pertumbuhan ekonomi pun kembali meningkat pada kuartal II 2022 sebesar 5,44 persen. Jadi kemungkinan Indonesia memasuki zona resesi sangat kecil," papar Widarta.

‎Ditambahkannya, dana moneter internasional (IMF) menunjukkan data prediksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara di dunia. Mengacu data yang dimuat dalam World Economic Outlook IMF per Oktober 2022, Indonesia masuk dalam kategori hijau soal proyeksi pertumbuhan ekonomi. IMF memprediksi kalau ekonomi Indonesia bakal tumbuh sebesar 4,97 persen di 2023.

Bahkan Bank Indonesia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen dan akan terus meningkat menjadi 4,7 persen sampai 5,5 persen pada 2024. Hal itu karena didukung oleh konsumsi swasta, investasi dan tetap positifnya kinerja ekspor di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat. (Ria)

Sentimen: positif (57.1%)