Nilai Perdagangan Indonesia-Swedia Naik 13 Persen Per Oktober 2022
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan State Secretary for Foreign Trade Kementerian Luar Negeri Swedia HE Mr Hakan Jevrell di sela-sela rangkaian acara KTT Peringatan ASEAN-EU.
Pertemuan tersebut membahas kesepakatan untuk memanfaatkan keketuaan kedua negara di kedua kawasan.
"Kedua pihak tentunya ingin melakukan langkah sinergi yang strategis, memanfaatkan peran penting Indonesia dan Swedia yang memegang keketuaan (chairmanship) di kawasan masing-masing pada tahun 2023 mendatang," ujar Airlangga, Rabu (14/12).
Baca Juga:
Bappebti Hentikan Perdagangan Aset Kripto FTXSalah satu isu yang didiskusikan adalah terkait peningkatan kerja sama bidang ekonomi antara Indonesia dan Swedia. Per bulan Oktober 2022 kemarin, nilai total perdagangan bilateral meningkat sebesar 13,2 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
"Hal ini menggambarkan besarnya kesempatan untuk meningkatkan kerja sama bilateral guna semakin menyeimbangkan dan menguntungkan kedua pihak," ujar Airlangga.
Lebih lanjut, Swedia mendukung percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sesegera mungkin.
Indonesia meyakini bahwa perjanjian perdagangan tersebut dapat menjadi pendorong yang kuat untuk upaya peningkatan kerja sama bidang ekonomi, perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Uni Eropa.
Indonesia mencatat bahwa Swedia merupakan investor terbesar di Indonesia untuk negara di kawasan Nordik. Kerja sama investasi kedua pihak terus meningkat dengan signifikan, termasuk di sektor manufaktur, di mana terdapat relokasi Pusat Manufaktur SKF dari Tiongkok ke Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD 70 juta.
"Di lain sisi, Indonesia juga mencatat realisasi investasi dari Swedia yaitu proyek pembangunan ramah lingkungan dari OurEcolution untuk membangun fasilitas rendah karbon di Nusa Tenggara Barat dengan nilai sebesar USD 5,3 juta," kata Airlangga.
Baca Juga:
Neraca Perdagangan RI Surplus 30 Bulan Berturut-turutAirlangga mencatat sudah terdapat perusahaan manufaktur SKF yang merupakan investor utama Swedia di Indonesia. Lebih lanjut, Indonesia juga mengundang perusahaan Swedia lainnya untuk dapat berpartisipasi dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara yang fokus pada konsep smart city dan mengedepankan aspek keberlanjutan.
"Indonesia juga mendorong Swedia untuk bekerja sama dalam upaya pengurangan emisi melalui pemanfaatan energi terbarukan, misalnya melalui proyek pengembangan green hydrogen dan green ammonia," paparnya.
Ditambah lagi, Swedia juga memiliki banyak expertise dalam pengembangan small modular nuclear reactor yang merupakan salah satu sumber energi bersih yang dapat menghasilkan listrik dalam jumlah besar. Harapannya, Swedia dapat berbagi pengalaman terhadap sektor potensial ini yang mana Swedia telah menyatakan kesiapannya. (Asp)
Baca Juga:
Siap Masuki Era Perdagangan 4.0, PB ESI Dukung Pengembang Gim E-Sports LokalSentimen: positif (99.9%)