Sentimen
BIG sebut nama rupabumi dukung potensi pembangunan daerah
Alinea.id Jenis Media: News
Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Muh. Aris Marfai, mengungkapkan, penyelenggaraan nama rupabumi di Indonesia memiliki peran penting. Sebab, berpotensi dalam mendukung pembangunan di berbagai sektor, khususnya di daerah.
"Nama ini kadang kala memang atraktif dan mampu sebagai potensi untuk banyak hal dalam mendukung pembangunan, terutama di daerah, terutama juga untuk potensi pariwisata, dan sebagainya," kata Aris dalam peluncuran Gazeter Republik Indonesia (GRI) 2022 di Jakarta, Selasa (13/12).
Aris menuturkan, GRI 2022 merupakan dokumen baku untuk nama rupabumi di Indonesia. Keberadaan dokumen ini menjadi penting dalam mengidentifikasi nama-nama rupabumi, termasuk nama-nama pulau di se-Tanah Air.
Selain mendukung potensi pariwisata, pemanfaatan nama rupabumi juga dapat digunakan dalam pengelolaan risiko bencana di daerah. "Itu biasanya juga ada hal penting yang bisa tersirat dari nama rupabumi sehingga itu menjadi sangat penting," tutur dia.
Disampaikan Aris, penyelenggaraan nama rupabumi yang dilakukan BIG melampaui dari 5.400 nama rupabumi yang ditargetkan. Aris mengatakan, tim dapat menyelenggarakan hingga lebih dari 7.000 nama rupabumi yang dibakukan.
"Tentunya sampai tahun depan, kita juga mempunyai target lagi. Dan kalau bisa, kita kumpulkan terus, misal, sampai 20 juta nama dan seterusnya karena saya yakin nama itu akan bertambah dan juga akan ada beberapa perubahan," ungkap Aris.
Aris menilai, dokumen GRI 2022 merupakan capaian nyata yang terwujud berkat sinergi dan kolaborasi dalam penyelenggaraan nama rupabumi. Oleh karenanya, BIG mengapresiasi seluruh pihak yang bahu-membahu mewujudkan capaian tersebut.
"Kami ucapkan banyak terima kasih dari kementerian/lembaga, masyarakat, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, yang juga bahu-membahu mendukung penyelenggaraan nama rupabumi. Dan saya pikir, pemda juga sudah mulai concern bahwa ini penting untuk kita lakukan," papar dia.
Sentimen: positif (99.6%)