Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut trend kasus kekerasan seksual terhadap anak terbilang masih tinggi. Hal ini perlu peran lebih dari orang tua.
 
"Kekerasan seksual terhadap anak menduduki urutan kedua. Tampaknya data di tahun 2022 ini trendnya relatif sama dengan 2021, masih tinggi," ujar Ketua KPAI Susanto kepada Medcom.id, Selasa, 13 Desember 2022.
 
Susanto menerangkan orang tua harus dipastikan dapat menjadi pengasuh, pendidik, sekaligus pelindung bagi anaknya. Pasalnya beberapa kasus, orang tua tidak mengetahui anaknya yang menjadi korban kekerasan seskual.

-?

- - - -
"Gejalannya sebenarnya sudah ada, tapi tidak terbaca, tanda-tandanya ada tapi kurang peka, itu bisa," tutur dia.
 
Selain itu, Susanto memastikan guru bukan menjadi latar belakang profesi tertinggi sebagai pelaku kekerasan seksual. Justru, ia menilai peran guru sangat dibutuhkan untuk pencegahan awal terjadinya tindakan keji tersebut.
 
"Peran guru harus dipastikan, guru tidak hanya sekedar fungsi pengajar tapi fungsi pendidik ya, dalam konteks ini, guru (memberikan literasi), harus menjadi konteks figur terbaik bagi anak-anaknya," jelas dia.
Lebih lanjut, berdasarkan data pengaduan KPAI secara langsung hingga daring, tercatat kasus kekerasan seksual terhadap anak sebanyak 746 aduan. Angka tersebut terjadi sejak Januari hingga November 2022.
 
Dari 746 aduan itu berasal dari berbagai macam jenis kekerasan seksual terhadap anak. Tercatat anak sebagai korban kekerasan seksual pemerkosaan/persetubuhan sebanyak 350 aduan, anak sebagai korban kekerasan seksual pemerkosaan/persetubuhan sesama jenis sebanyak 12 aduan.
 
Kemudian, anak sebagai korban pencabulan 362 aduan, dan anak sebagai korban pencabulan sesama jenis 22 aduan.
 

(LDS)