Sentimen
Negatif (99%)
23 Okt 2004 : 17.57
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Jabodetabek

Kasus: covid-19, pelecehan seksual

Tokoh Terkait

Pemerintah Segera Naikkan Tarif KRL, Penumpang Keberatan

Rilis.id Rilis.id Jenis Media: Nasional

23 Okt 2004 : 17.57
Pemerintah Segera Naikkan Tarif KRL, Penumpang Keberatan

RILISID, Jakarta — Pemerintah merencanakan kenaikan tarif commuter line kereta rangkaian listrik (KRL) Jabodetabek menjadi Rp 5.000 per 25 kilometer pertama. Beberapa penumpang KRL mengaku keberatan dengan wacana kenaikan tersebut karena kondisi masih sulit pasca Pandemi Covid-19 serta ancaman resesi 2023. 

Seorang ibu-ibu pengguna KRL, Ratna misalnya, dia mengaku tidak setuju dengan rencana kenaikan tarif. Dia meminta pemerintah bijak agar kenaikan itu dikaji ulang.

"Sebaiknya sih nggak usah naik dulu ya, karena tahun depan itu kan kita belum tau ya, katanya mau ada krisis global. Jadi kalau menurut saya yang juga senang naik commuter line, sebaiknya nggak usah naik dulu deh, dilihat aja lagi atau dikaji lagi ya," kata Ratna, di Stasiun Bogor, Selasa (13/12/2022).

Dia juga berharap sejumlah fasilitas di setiap stasiun dibenahi dulu. Termasuk, kondisi toilet yang menurutnya terkesan seadanya.

"Sebenarnya pelayanan memang sudah baik ya, cuma fasilitas kaya toilet di Stasiun Bogor diperbaiki, di semua stasiun juga ya, fasilitas-fasilitasnya (diperbaiki)," tambah wanita asal Jakarta Selatan yang mengaku hampir setiap hari naik commuter line ke tempat bekerjanya di Kota Bogor.

Harapan untuk menunda kenaikan tarif juga diungkap oleh pengguna KRL lainnya bernama Anggara. Pria asal Bogor ini meminta pihak PT KAI meningkatkan pelayanan dan keamanan penumpang di dalam kereta.

Dia mengeluhkan jadwal kereta yang kerap tidak beraturan. Hingga membuat penumpang berjubel khususnya di jam-jam sibuk.

"Kalau bisa (tarif) jangan naik dulu ya, pelayanan dulu deh ditingkatkan. Kalau bisa ditambah gerbongnya di jam-jam sibuk, biar nggak terlalu numpuk. Kalau nggak numpuk, peluang pelaku kejahatan juga berkurang, kayak copet, yang suka pelecehan seksual itu, mereka begitu karena berdesakan," kata Anggara, warga Bogor. (*)

Sentimen: negatif (99.8%)