Sentimen
Positif (49%)
12 Des 2022 : 20.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cianjur, Banjarmasin

Tokoh Terkait

9 Desa di Cianjur Harus Direlokasi Imbas Sesar Baru Cugenang, PUPR Siapkan Rumah Tahan Gempa Senin, 12/12/2022, 20:00 WIB

12 Des 2022 : 20.00 Views 1

Wartaekonomi.co.id Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News

9 Desa di Cianjur Harus Direlokasi Imbas Sesar Baru Cugenang, PUPR Siapkan Rumah Tahan Gempa
Senin, 12/12/2022, 20:00 WIB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merelokasi hunian warga terdampak gempa Cianjur. Relokasi ini dilakukan lantaran baru-baru ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan sesar aktif baru bernama Sesar Cugenang. Sesar aktif Cugenang terindikasi panjangnya 9 kilometer yang melalui 9 desa di 3 Kecamatan.

"Jadi ini bukan 9 desa yang terdampak. Akan tetapi sesar ini melewati di 9 desa tersebut. Dari sesar ini yang memanjang sepanjang 9 kilometer diameternya kiri kanannya sebesar sepanjang 300 sampai 500 meter," ucap Dirjen Perumahan kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, dalam Konferensi Pers Usulan Revisi Bantuan Stimulan Rumah Rusak Bencana Gempa Cianjur, Senin (12/12/2022).

Baca Juga: BMKG: Sesar Aktif Akibatkan 45 Kali Gempa Bumi Mematikan di Indonesia

Untuk itu, Kementerian PUPR merekomendasikan untuk merelokasi rumah dan infrastruktur yang berada di jalur sesar aktif tersebut. Pasalnya, dalam 20 tahun lagi sesar tersebut diprediksi berpotensi akan berulang menimbulkan pergeseran.

"Rekomendasi dari Kementerian PUPR di daerah patahan tadi sepanjang 9 kilometer dengan radius 300 sampai 500 meter tadi semua rumah dan infrastruktur di relokasi. Untuk lahan yang terdampak yang berada di patahan ini kami rekomendasikan untuk dijadikan area yang untuk nonhunian atau nonbangunan sebagai jalur hijau, baik itu taman maupun untuk pertanian dan perkebunan," jelas Iwan. 

Terkait dengan strategi relokasi, lanjut Iwan, lahan harus dipastikan clear and clean. "Artinya clear secara lahan, berada di daerah yang bukan juga patahan, bukan daerah yang topografinya mudah longsor dan sebagainya sehingga tidak menimbulkan bencana berikutnya," ungkapnya.

Kemudian, Iwan mengatakan secara topografi dan batuannya juga mendapat rekomendasi Badan Geologi yang menyatakan daerah daerah tersebut aman.

Baca Juga: Wapres Harap BMKG Buat Sistem Early Warning Gempa Bumi

"Secara tata ruang kami mengharapkan juga bahwa lahan tersebut juga masuk dalam rencana tata ruang sebagai zona yang dapat dimanfaatkan untuk perumahan dan permukiman," kata Iwan.

Secara administratif, Iwan menyebut Pemerintah Daerah harus memastikan status kepemilikan dari lahan ini.

"Bukan HGU atau HGU yang tidak lagi diperpanjang, dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat," tutur Iwan. 

Dengan lahan clear and clean serta SK penetapan lokasi sudah dibuat Pemda, Kementerian PUPR akan membantu untuk melakukan pembangunan pada lahan-lahan relokasi tersebut dengan konsep membangun dengan rumah tahan gempa.

Baca Juga: Kemen-PUPR: 21 Unit Rumah Khusus bagi Korban Gempa Cianjur Telah Rampung dalam Waktu 10 Hari

"Dengan tata ruang yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana dilengkapi infrastruktur dasar seperti air minum, sanitasi, jalan lingkungan, listrik, dan sebagainya," jelasnya.

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan gempa di Cianjur, Jawa Barat, disebabkan sesar baru yang dinamakan Sesar Cugenang. Panjang sesar ini mencapai 9 kilometer. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan patahan atau sesar tersebut baru teridentifikasi dan tidak dalam bagian sesar aktif lain di Jawa Barat.

"Dari hasil penelusuran, ditemukan ada patahan yang baru teridentifikasi, karena patahan ini melintasi Kecamatan Cugenang maka ditetapkan (namanya) Patahan Cugenang," kata Dwikorita saat konferensi pers daring, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga: Renovasi RS Sayang Pasca-Gempa Cianjur, Kementerian PUPR Targetkan Selesai Bulan Ini!

Dia menjelaskan kajian menentukan panjang sesar didasarkan pada penentuan strike patahan aktif Cugenang yang didasarkan pada focal mechanism dan sebaran gempa susulan, pelamparan kemenerusan surface rupture atau retakan permukaan, sebaran kerusakan bangunan, dan kelurusan morfologi.

"Kita juga menggunakan pemantauan udara, termasuk melihat sebaran titik kerusakan dan menyusuri garis di antaranya. Sehingga didapatkan sesar yang baru teridentifikasi ini membentang sepanjang 9 kilometer," ucapnya.

Baca Juga: Kisah Agen BRILink Bantu Angkat Ekonomi Keluarga dan Masyarakat di Banjarmasin

Sentimen: positif (49.6%)