Dirut: Optimisme Jadi Modal RRI Lebih Kuat
RRi.co.id Jenis Media: Nasional
KBRN, Kuta: Optimisme menjadi modal membawa RRI lebih kuat, lebih berpengaruh, dan lebih berdampak, bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini disampaikan Direktur Utama LPP RRI, I. Hendrasmo saat membuka Rapat Kerja Akhir Tahun RRI Tahun Anggaran 2022, di Kuta, Minggu (11/12/2022).
Rapat kerja yang dihadiri para kepala satuan kerja dari seluruh Indonesia ini mengusung tema "Inovasi dan Kolaborasi untuk RRI Hebat". Hendrasmo menjelaskan, rapat kerja ini untuk menyinkronkan berbagai program yang akan dilaksanakan selama tahun 2023.
"Tentu saja sesungguhnya kolaborasi dan inovasi akan berjalan dengan baik, apalabila sudah terjadi sinkronisasi. Sinkronisasi artinya seiring sejalan, tidak ada yang jalan sendiri," katanya.
"Dirut mengimplementasikan kebijakan yang dirumuskan Dewan Pengawas, Direktur menjalankan arahan dari Dirut, para Kasatker menjalankan arahan Direktur. Dan seluruh angkasawan-angkasawati menjalan perintah para kasatker, semuanya menjalankan peran masing-masing," ucapnya.
Hendrasmo menyebut, kolaborasi menjadi kunci mengatasi berbagai tantangan. Kolaborasi baik internal, maupun eksternal diakui akan mengatasi seluruh kekurangan secara kelembagaan.
"Sedangkan inovasi adalah kata kunci yang berikutnya. Inovasi adalah cara-cara mencapai tujuan secara kreatif, out of the box, bukan business as usual, bukan asal uang, bukan sekadar menjalankan segala sesuatu yang pernah dilakukan, melainkan ada pembaharuan," ujarnya.
Sementara, Ketua Dewan Pengawas LPP RRI, Anwar Mujahid Adhy Tristanto di tempat yang sama menyampaikan sejumlah saran dan masukan. Saran dan masukan itu dalam upaya memaksimalkan eksistensi RRI.
Salah satu saran adalah evaluasi komprehensif, holistik, dan berkesinambungan terhadap berbagai program kerja, konten, serta jangkauan siaran.
"Contoh Festival Pelajar Nusantara (FPN) meledak. Tetapi kalau mau jujur, coba dievaluasi FPN itu yang paling berhasil apanya sih? ngumpulin orang di Stadion Manahan? Itu karena Gibran Rakabuming Raka (Walikota Solo)," ucapnya.
"Kalau tidak ada Gibran, tidak bakalan itu sekian ribu itu datang. Menurut saya yang paling berhasil dari FPN itu justru ketaatan dari kasatker untuk menjalankan FPN di daerah masing-masing. Tanpa itu, mohon maaf, FPN omong kosong," katanya.
Anwar Mujahid menegaskan, LPP RRI tidak sebatas berurusan dengan jumlah atau angka pendengar. Harus ada klasterisasi pendengar, sesuai pribadi, dan karakteristik.
"Jadi ada generasi baby boomers, ada generasi x, ada generasi y, generasi z, ada generasi alpha. Sekarang kita tidak lagi bicara hanya milenial, tetapi kita bicara sudah ke generasi z, sudah generasi alpha," ucapnya.
"Masing-masing punya karakter yang berbeda-beda. Kita harus fokus kepada penikmat kita, jumlah dan profil penikmat kita. Jumlah dan profil penikmat kita ini adalah hasil dari dua hal, pertama konten siaran, dan jangkauan siaran," katanya.
Sentimen: positif (99.1%)