Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Solo
Tokoh Terkait
Menteri Era Gus Dur Sindir Pesta Mantuan Bagaikan Pernikahan Kerajaan Inggris atau Belanda
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA— Tokoh senior Rizal Ramli dalam kicauannya di Twitter, Minggu (11/12) menyindir sebuah pesta pernikahan atau pesta mantuan yang bagaikan pernikahan Kerajaan Inggris dan Belanda.
Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini tidak secara spesifik menyebut pernikahan siapa yang dimaksud.
Sekalipun pada akhir pekan ini, Presiden Joko Widodo sedang merayakan pernikahan anak bungsunya, Kaesang Pangarep.
Dalam pernyataannya, Rizal Ramli menyinggung tentang adanya sebuah pesta mantuan yang lebih megah dari acara-acara serupa yang digelar para sultan di Jogja dan Solo.
Kemegahan semakin sempurna saat barisan kereta kuda turut jadi penghias acara, layaknya pernikahan-pernikahan di kerajaan Inggris atau Belanda.
“Metamorfosa, dari presiden asal rakyat biasa menjadi Sang Raja yang lebih hebat dari Sultan Jogja atau Solo. Sweet revenge,” ujar pria yang akrab disapa RR itu.
“Metamorfosa dari presiden rakyat biasa menjadi “Sang Raja” yang lebih hebat dari Sultan Jogja atau Solo. Kerajaan itu semakin sempurna lantaran RKUHP baru telah disahkan. Pengesahan ini disebut-sebut akan menjadi jaminan keberlangsungan keamanan keluarga “Sang Raja”,” katanya lagi.
“Di mana penuh pasal-pasal melindungi kewibawaan Sang Raja dan hulubalang-hulubalangnya, sembari mengancam hak asasi rakyat bagai era kolonial,” tutupnya.
Berikut pernyataan lengkap Rizal Ramli yang menyindir sebuah pernikah itu.
“Pesta mantuan lebih megah dan monarch dari mantuan2 Sultan Jokja atau Solo 🤣 Barisan Kereta Kuda bagaikan pernikahan kerajaan Inggris atau Belanda. Metamorfosa, dari Presiden asal rakyat biasa menjadi Sang Raja yg lebih hebat dari Sultan Jokja atau Solo. Sweet revenge”.
“Metamorfosa, dari Presiden asal rakyat biasa menjadi Sang Raja yg lebih hebat dari Sultan Jokja atau Solo Kerajaan itu diamankan dengan KUHAP baru, penuh pasal2 melindungi kewibawaan Sang Raja dan hulubalang2nya, sembari mengancam Hak Asazi rakyat bagai era kolonial”. (ikror/pojoksatu)
Sentimen: negatif (97%)