Penuh Sampah, Bupati Sukoharjo Minta Pintu Air Sungai Siluwur Dibersihkan
Krjogja.com Jenis Media: News
Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat melihat tumpukan sampah di pintu air Sungai Siluwur di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru. (Dokumen Pemkab Sukoharjo)
Krjogja.com - SUKOHARJO - Pintu air Sungai Siluwur di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru dipenuhi tumpukan sampah. Kondisi tersebut menyebabkan rawan banjir. Mengetahui hal itu, Bupati Sukoharjo Etik Suryani meminta kepada Camat Weru dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) secepatnya melakukan pembersihan.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Jumat (9/12) mengatakan, mengetahui adanya tumpukan sampah di pintu air Sungai Siluwur di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru saat perjalanan pulang dari pantauan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Desa Karangtengah Kecamatan Weru, Kamis (8/12).
Tumpukan sampah tersebut dilihat bupati sudah sangat banyak dan membahayakan. Bupati seketika meminta kepada Camat Weru dan DPUPR Sukoharjo secepatnya membersihkan tumpukan sampah di pintu air Sungai Siluwur.
"Bersihkan sampah yang ada jangan sampai mengakibatkan petani atau warga terdampak," ujarnya.
Bupati sudah bertemu warga dan mendapat penjelasan mengenai kondisi pintu air dan Sungai Siluwur yang banyak dipenuhi sampah. Sumber penyebab tumpukan sampah di pintu air Siluwur terjadi karena kiriman dari atas karena terbawa arus sungai.
"Kalau perlu pakai alat berat. Terpenting bagaimana caranya sampah dibersihkan. Kalau air Sungai Siluwur nik sangat membahayakan warga terdampak banjir," lanjutnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, mengatakan, deteksi dini fungsi saluran air, irigasi, drainase, sungai dan pintu air dilakukan dengan melibatkan semua pihak baik petugas maupun masyarakat. Hal ini mengingat sebaran saluran air, irigasi, drainase dan sungai berada merah disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Masing-masing memiliki peran sendiri.
Beberapa saluran air juga diketahui dalam pemukiman warga. Bahkan banyak diantaranya kondisi saluran air tertutup rapat sehingga menyulitkan untuk kontrol.
"Deteksi dini fungsi saluran air, irigasi, drainase dan sungai ini untuk memastikan semua berfungsi dengan baik mengalirkan air dan tidak ada penyumbatan atau kendala sehingga mengakibatkan terjadinya genangan dan banjir saat puncak hujan beberapa bulan kedepan diperkirakan Desember hingga Januari dan Februari. Sekarang masih awal hujan," ujarnya.
BPBD Sukoharjo menggerakan semua pihak untuk membantu melakukan program tersebut. Salah satu gerakan yang rutin dilakukan yakni bersih sungai. Kegiatan digelar dibeberapa sungai menitik beratkan pembersihan sampah dan sedimentasi.
Kegiatan serupa juga dilakukan di saluran air dan drainase khususnya ditengah kota. Pembersihan sampah dilakukan dengan melibatkan orang ahli untuk masuk ke dalam membersihkan sampah dan sedimentasi pasir.
"Kondisi saluran air dan drainase di kota sebagian besar sudah baik. Termasuk di Citywalk Jalan Jenderal Sudirman Sukoharjo. Sedangkan saluran air lain masih kami pantau," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo meminta kepada pihak kecamatan, desa dan kelurahan aktif membantu. Apabila ada kendala maka akan dilakukan kerja bakti bersama membersihkan saluran secara massal.
Pemantauan kondisi fisik bangunan saluran air, irigasi, drainase dan sungai juga dipantau. Hal ini terkait sistem pengaman berupa talud dan tanggul. Apabila ada kerusakan maka bisa didata dan diajukan perbaikan secara bertahap kepada pemerintah.
BPBD Sukoharjo berdasarkan pemantauan dan laporan masyarakat diketahui ada sejumlah titik genangan dan banjir saat musim hujan dibeberapa saluran air atau drainase. Hal tersebut terjadi karena kondisi bangunan tertutup dan sulit dilakukan pembersihan. Diduga penyebab aliran air tidak lancar karena tersumbat sampah dan sedimentasi pasir.
"Juga dicek terkait kondisi pintu air baik itu pintu air di saluran air atau drainase seperti di Citywalk maupun pintu air di saluran irigasi pertanian. Sebab fungsinya sama mengatur buka tutup air," lanjutnya. (Mam)
Sentimen: negatif (99.6%)