Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen, Hindu
Tokoh Terkait
Suharyanto
Dialog Kebangsaan Ngaji Kebhinnekaan Ajak Toleran Terhadap Intoleran
Krjogja.com Jenis Media: News
Pj Bupati Tri Saktiyana (empat kiri) dan Ketua DPRD Akhid Nuryati menjadi pembicara Dialog Kebangsaan. KRJogja.com-Asrul Sani
Krjogja.com - KULONPROGO - Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati SE menjelaskan, Kalurahan Jatimulyo Kapanewon Girimulyo Kabupaten Kulonprogo DIY, merupakan perwujudan kampung Pancasila. Lantaran masyarakat di wilayah tersebut bisa hidup berdampingan dan menjaga toleransi meskipun penduduknya menganut semua agama.
"Sejak awal tidak ada konsep perencanaan tentang keberagaman agama yang dianut oleh masyarakat Jatimulyo. Karena sejak dulu warga setempat memang bisa hidup berdampingan dan menjaga kerukunan beragama kendati agama mereka berbeda-beda," katanya saat menjadi pembicara Dialog Kebangsaan Ngaji Kebhinekaan yang diadakan Panitia Kulonprogo Expo 2022 di Panggung Rakyat Taman Budaya Kulonprogo (TBK) Kalurahan/ Kapanewon Pengasih, Kamis (8/12) malam.
Dialog Kebangsaan yang dipandu Den Baguse Ngarso dan Dibyo Primus tersebut juga menambilkan pembicara Pj Bupati setempat Drs Tri Saktiyana, Drs Untung Waluyo dari unsur agama Hindu, Pdt Aris Kan W SSi dari unsur agama Kristen, KH Achmad Labib Ansori dari unsur agama Islam dan Marwoto Kawer (budayawan). Hidup berdampingan warga Jatimulyo dengan segala keberagaman agamanya tidak lepas dari peran aktif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo dalam ikut merawat sikap toleransi, sehingga masyarakat setempat bisa menikmati perbedaan agama menjadi sebuah keindahan dalam upaya saling melengkapi.
"Dalam kesehariannya warga Jatimulyo yang menganut agama berbeda-beda tetap bisa merawat dan mengembangkan sikap saling menghormati dan bergotong royong tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaan," jelas Akhid. Pj Bupati Tri Saktiyana menegaskan, Bangsa Indonesia bisa bersatu dalam bingkai NKRI karena merasa senasib. Perjalanan sejarah membuktikan bagaimana perihnya Bangsa Indonesia dijajah Belanda sehingga hal tersebut menjadi semangat rakyat Indonesia untuk tetap bersatu mempertahankan NKRI.
"Dialog kebangsaan sangat bagus dan positif dalam upaya memperetat kembali rasa senasib tersebut sekaligus memperkokoh rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Dialog kebangsaan bagian dari merawat kebhinekaan. Secara ekstrim, toleransi sesungguhnya harus mampu bersikap toleran terhadap orang yang intoleransi sekalipun," tegas Tri Saktiyana didampingi Ketua Kulonprogo Expo 2022 yang juga Dirut Perumda Aneka Usaha, Suharyanto. Nara sumber lain yakni KH Achmad Labib Ansori, Drs Untung Waluyo dan Pdt Aris Kan W SSi dan Marwoto Kewer sepakat problem yang menonjol tentang perbedaan agama akibat adanya penafsiran agama yang berbeda. Untuk menghindari perselisihan maka perbedaan penafsiran agama harus disikapi dengan bijak.
"Prinsipnya tidak boleh ada pemaksaan kehendak terjahap penafsiran agamannya. Sikap saling menghormati dan tepa slira harus selalu dikedepankan dalam kehidupan sehari-hari," kata Achmad Labib Ansori. "Perbedaan merupakan sebuah keniscayaan dan perbedaan justru harus ada untuk saling melengkapi," tambah Untung Waluyo. (Rul)
Sentimen: positif (99.9%)