Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Hewan: Ayam
Kab/Kota: Athena
Tokoh Terkait
Menguak Kota Tersembunyi Selama Berabad-Abad di Bawah Bukit Cappadocia
Okezone.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA - Lebih dari 85 meter di bawah perbukitan Cappadocia terdapat kota bawah tanah yang besar dan hampir selalu dihuni selama ribuan tahun.
Angin kencang meniupkan debu ke udara saat saya mendaki Lembah Cinta di Cappadocia, Turki. Kawasan perbukitan dengan semburat pink dan kuning terbentang di antara lembah merah dan jajaran batu mirip cerobong di kejauhan.
BACA JUGA:Terungkap, di Bawah Bukit Cappadocia Turki Terdapat Kota Tersembunyi yang Dihuni 20.000 Orang
Iklimnya kering, panas, dan berangin, tapi pemandangannya luar biasa indah. Seribu tahun lalu, kawasan vulkanis ini membentuk bebatuan di sekitar saya menjadi seperti kerucut dan jamur yang kini menarik jutaan orang untuk mendaki atau menjelajah menggunakan balon udara.
Namun, di bawah kawasan perbukitan Cappadocia ini terdapat jaringan raksasa yang tersembunyi selama berabad-abad; sebuah kota bawah tanah yang bisa merahasiakan keberadaan hingga 20.000 orang. Demikian dilansir dari BBC, Jumat (9/12/2022).
BACA JUGA:Naik Balon Udara di Ciater, Sandiaga Uno Tawarkan Wisata Ala Cappadocia di Subang
Kota kuni Elengubum atau yang sekarang disebut Derinkuyu, terletak lebih dari 85 meter di bawah permukaan tanah dan mencakup 18 terowongan berbeda. Kota bawah tanah terbesar di dunia ini hampir selalu dihuni selama ribuan tahun dan terus berpindah tangan dari bangsa Phyrygian, Persia, sampai umat Kristen dari era Byzantine.
Kota tersebut akhirnya ditinggalkan pada 1920 oleh orang-orang Yunani Cappadocia saat mereka mengalami kekalahan pada perang Yunani-Turki dan berbondong-bondong kabur ke Yunani.
Di kota itu terdapat gua-gua yang membentang ratusan kilometer dan diyakini ada lebih dari 200 desa kecil bawah tanah. Desa-desa itu terhubung satu sama lain oleh berbagai terowongan sehingga membentuk jaringan bawah tanah raksasa.
Menurut pemandu saya, Suleman, Derinkuyu ”kembali ditemukan” pada 1963 oleh seorang warga anonim yang selalu kehilangan ayam-ayam peliharaannya. Saat dia sedang merenovasi rumahnya, unggas-unggas itu menghilang ke celah-celah kecil dan tidak pernah muncul lagi.
Setelah melakukan penyelidikan dan penggalian, warga Turki itu menemukan jalan gelap yang ternyata adalah salah satu dari 600-an pintu masuk menuju Kota Derinkuyu.
Penggalian besar-besaran kemudian berlangsung dan mengungkap jejaring ruangan, mulai dari ruang penyimpanan makanan kering, kandang ternak, sekolah, penyimpanan anggur, sampai kapel.
Kota bawah tanah itu lantas ramai dikunjungi para turis dan pada 1985 dimasukkan ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.
Kapan tepatnya kota itu dibangun masih diperdebatkan. Namun, kota bawah tanah Derinkuyu disebutkan dalam buku Anabasis yang ditulis Xenophon dari Athena sekitar 370 SM. Pada buku tersebut, Xenophon menyebutkan orang-orang Anatolia di sekitar wilayah Cappadocia hidup di rumah-rumah bawah tanah, bukan di gua-gua perbukitan.
Menurut Andrea De Giorgi, profesor kajian klasik di Universitas Florida State, Cappadocia adalah tempat yang cocok untuk pembangunan hunian bawah tanah karena kadar air di tanah tergolong minim dan bebatuannya mudah dibentuk menggunakan alat sederhana seperti sekop dan kapak.
“Geomorfologi di kawasan itu kondusif untuk penggalian ruang-ruang bawah tanah,” jelasnya.
Hal itu juga yang menyebabkan bebatuan di kawasan itu mudah dibentuk oleh alam sehingga berwujud seperti cerobong dan jamur.
Baca Juga: Lifebuoy x MNC Peduli Ajak Masyarakat Berbagi Kebaikan dengan Donasi Rambut, Catat Tanggalnya!
Namun, siapa yang menciptakan Kota Derinkuyu masih misteri. Bangsa Hittite kerap disebut sebagai orang-orang yang bertanggung jawab atas pengerjaan awal terowongan bawah tanah. “Mereka mungkin menggali beberapa lapisan pertama pada bebatuan saat mereka disebut bangsa Phrygian sekitar 1200 SM,” menurut A Bertini, seorang pakar di bidang hunian gua Mediterania, dalam esainya mengenai arsitektur gua di kawasan tersebut.
Hipotesa ini dikuatkan oleh fakta bahwa sejumlah artefak bangsa Hittite ditemukan di Kota Derinkuyu.
Akan tetapi, sebagian besar kota tampaknya dibangun bangsa Phyrhgian yang memiliki keahlian arsitek Zaman Besi dan punya kemampuan membangun fasilitas bawah tanah nan rumit.
"Bangsa Phrygian adalah salah satu kerajaan mula-mula yang terkemuka di Anatolia. Mereka berkembang di seantero Anatolia barat sekitar akhir millennium pertama Sebelum Masehi dan punya kemampuan membentuk formasi bebatuan dan menciptakan potongan fasad yang luar biasa. Meski jejaknya sulit ditemukan, kerajaan tersebut menyebar hingga mencakup Anatolia barat dan tengah, termasuk area Derinkuyu,” papar De Giorgi.
Awalnya, Derinkuyu amat mungkin digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang, tapi fungsi utamanya adalah sebagai tempat persembunyian sementara dari serangan bangsa asing mengingat Cappadocia selalu dikuasai kerajaan kuat selama berabad-abad.
“Pergantian kerajaan dan imbasnya terhadap kawasan Anatolia menjelaskan pengubahan fungsi tempat persembunyian bawah tanah seperti Derinkuyu,” papar De Giorgi.
“Pada masa [abad ke-7] ketika kerajaan Islam menyerang [Kekaisaran Kristen Byzantine] tempat persembunyian ini digunakan sepenuhnya,” imbuh De Giorgi.
Walau bangsa Phrygian, Persia, dan Seljuk menghuni kawasan ini dan mengembangkan kota bawah tanah dalam abad-abad berikutnya, populasi Derinkuyu mencapai jumlah terbanyak pada masa Byzantine. Saat itu hampir sebanyak 20.000 orang tinggal di bawah tanah.
Anda kini bisa mengecap pengalaman tinggal di kota bawah tanah Derinkuyu dengan membayar 60 Lira Turki atau setara dengan Rp50.000.
Sentimen: positif (94.1%)