Sentimen
Negatif (88%)
10 Des 2022 : 11.41
Informasi Tambahan

BUMN: PLN

Kab/Kota: Deliserdang

Kasus: Kemacetan, kebakaran

Jalur Medan-Karo Rawan Longsor & Pohon Tumbang, BMKG Beri Warning Cuaca Ekstrem 3 Hari ke Depan

Sumutpos.co Sumutpos.co Jenis Media: News

10 Des 2022 : 11.41
Jalur Medan-Karo Rawan Longsor & Pohon Tumbang, BMKG Beri Warning Cuaca Ekstrem 3 Hari ke Depan

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang yang terus terjadi sepekan terakhir ini, menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Karo, khususnya di jalur lintas Berastagi-Medan, rawan longsor dan pohon tumbang. Pengendara yang melintas dari kedua jalur diminta tetap berhati-hati.

SEPERTI yang terjadi pada Jumat (9/12) dini hari pukul 04.00 WIB. Hujan deras dan angin kencang menumbangkan pohon pinus yang tumbuh di pinggir jalan, tepatnya di Jalan Letjen Jamin Ginting, antara Simpang Daulu-Tahura Bukit Barisan. Pohon besar tersebut menimpa dan menumbangkan tiang listrik.

Beruntung saat kejadian, jalur lintas tersebut sepi sehingga tak ada warga dan pengendara yang menjadi korban. Meski demikian, kayu dan tiang listrik yang membentang di badan jalan tersebut menyebabkan jalur lintas dari dua arah macet panjang. Ratusan kendaraan yang melintas dari Tahan Karo menuju Medan dan sebaliknya mengalami kemacetan hingga pukul 07.30 WIB.

Polres Tanah Karo langsung mengerahkan personel ke lokasi untuk mengevakuasi tiang listri dan kayu dari badan jalan. Untuk mengatasi kemacetan, polisi juga ditempatkan di tiap persimpangan untuk mengimbau pengendara melintas dari jalur alternatif. “Untuk mencegah terjadinya kemacetan yang lebih parah, personel sudah dikerahkan di setiap persimpangan menuju ke Medan supaya anggota bisa mengarahkan kepada masyarakat yang ingin mau menuju Medan supaya mencari jalur alternatif,” ujar Wakapolres Tanah Karo, Kompol Aron Siahaan SH.

Aron juga mengimbau kepada masyarakat supaya tetap hati-hati saat melintas ke arah Medan, khususnya antara Tahura hingga Pentapan Doulu. Karena di sepanjang jalur tersebut masuk wilayah rawan longsor dan pohon tumbang. “Dari Tahura sampai Penatapan, banyak sekali kayu yang besar , apalagi musim hujan begini kita harus tetap waspada dan hati-hati jika mau melintas di lokasi tersebut,” ucapnya.

Kasat Lantas Polres Tanah Karo AKP Bevan Raga Utama SIK juga meminta pengendara tetap mematuhi peraturan lalu lintas. “Jika ada kemacetan begini , tolong jangan saling mendahului supaya tidak terjadi kemacetan panjang. Sabar saja dan ikuti antrean, intinya kita dari Satlantas Polres Tanah Karo siap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Natanael Peranginangin saat dikonfirmasi Sumut Pos, mengaku langsung turun ke lokasi melakukan pembersihan material pohon tumbang itu. Setelah pembersihan, Natanael memastikan jalan Medan-Berastagi kembali normal. Termasuk, untuk memperbaiki jaringan listrik. Pihak BPBD Karo sudah berkordinasi dengan PLN setempat. “Akibatnya jalur transportasi darat mengalami kemacetan panjang sampai pukul 9.30 WIB. Upaya yang dilakukan Koordinasi dengan PLN agar memperbaiki jaringannya,” sebut Natanael.

Sementara, UP3 Jaringan PLN Berastagi Susanto juga mengimbau warga dan pengendara meningkatkan kewaspadaan. “Akibat curah hujan yang tinggi, banyak tiang kita yang tumbang akibat ditimpa pohon. Tapi anggota kita sudah di lokasi kejadian sekarang untuk memperbaiki tiang tersebut, mungkin 1 atau 2 jam perbaikan sudah selesai,” katanya.

 

Peringatan Dini BMKG

Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat Sumut mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi selama tiga hari ke depan. “Dua hingga tiga hari ke depan, sebagian besar wilayah Sumut masih berpotensi diguyur hujan, baik dari intensitas ringan hingga lebat, dengan suhu berkisar 16-30 derajat Celcius,” kata Prakirawan BBMKG Wilayah 1 Medan, Christin Matondang kepada Sumut Pos di Medan, Jumat (9/12).

Menurutnya, hal ini disebabkan terdapat gangguan cuaca berupa daerah siklonik di sekitar wilayah Sumut, yaitu di Samudera Hindia Pantai Barat Sumut, Barat Laut Aceh, dan di sekitar Laut China Selatan Barat Kalimantan. “Kondisi tersebut nenyebabkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan angin di sekitar Sumut. Didukung dengan aktifnya MJO atau fenomena sirkulasi 30-40 harian dari akitivas konveksi di wilayah Samudera Hindia ke wilayah Samudera Pasifik di sekitar wilayah Sumut, yang menyebabkan pertumbuhan awan-awan hujan tinggi selama sepekan ini,” jelasnya.

Christin menjabarkan, peringatan dini potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di Sumut, yakni pada 9 Desember 2022, terjadi di Medan, Deliserdang, Tapanulitengah (Tapteng), Sibolga, Simalungun, Mandailingnatal (Madina), Tapanuliselatan (Tapsel), Padangsidempuan, Humbanghasundutan (Humbahas) dan Langkat. Pada 10 Desember 2022, terjadi di Medan, Deliserdang, Kepulauan Nias, Sibolga, Tapteng, Madina, Simalungun, Tapsel, Padangsidempuan, Serdangbedagai (Sergai) dan Padanglawas (Palas).

Kemudian, pada 11 Desember 2022, di Karo, Toba, Dairi, Simalungun, Asahan, Taput, Samosir, Humbahas dan Pakpakbharat. “Bagi masyarakat Sumut tetap waspada dengan cuaca ekstrem serta akibat yang ditimbulkan, seperti longsor, banjir dan pohon tumbang dan angin puting beliung,” pungkasnya.

 

Surat Edaran Gubsu

Menyikapi cuaca ekstrem belakangn ini, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi telah mengeluarkan surat edaran Nomor 360/15408/2022 peringatan dini potensi bencana seperti potensi banjir, longsor, kebakaran hutan/lahan dan angin kencang di wilayah Sumut pada Desember ini. Sekretaris BPBD Sumut, Aris Yudhariansyah menjelaskan, surat edaran ini dikeluarkan mengacu dari surat BMKG I Medan mengenai potensi bencana hidrometeorologi di Desember pada 26 November 2022 lalu.

Untuk itu, kata Aris, Gubsu meminta kepada seluruh bupati/walikota di Sumut untuk melakukan sejumlah langkah-langkah diantaranya, melakukan sosialisasi kesiap-siagaan antisipasi banjir dan longsor kepada masyarakat, terutama di kawasan daerah aliran sungai dari hulu hingga hilir. Kemudian menyiagakan sumber daya perangkat daerah, masyarakat, media massa, dunia usaha dan perguruan tinggi guna antisipasi terjadinya banjir dan longsor di wilayah masing-masing, terutama di kawasan yang rawan terjadi bencana akibat curah hujan yang tinggi.

“Selain itu, bupati dan wali kota diminta menata kembali kawasan perumahan, permukiman, pertanian dan bangunan lainnya yang berada pada kawasan / daerah rawan banjir dengan mempedomani RTRW. Mengoptimalkan peran tugas pokok dan fungsi BPBD sebagai koordinator dan perangkat daerah dalam penanggulangan bencana,” kata Aris.

Dia juga mengatakan, wali kota dan bupati diminta memfasilitasi hubungan kerjasama antar Stakeholder di dalam wilayahnya maupun wilayah Kabupaten/Kota beda Provinsi dalam pelaksanaan penanggulangan bencana gerakan tanah / tanah longsor dan banjir di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Instansi Vertikal di wilayahnya dan pihak-pihak terkait lainnya dalam penanggulangan bencana gerakan tanah / tanah longsor dan banjir serta melibatkan partisipasi dunia usaha, masyarakat, perguruan tinggi dan media massa.

“Senantiasa menyiapkan SDM (Satgas), logistik dan peralatan kebencanaan. Mengecek kembali daerah-daerah rawan dan ancaman bencana serta jalan-jalan berpotensi longsor. Standby alat komunikasi (HP) dan selalu update info PVMBG dan BMKG terutama tentang cuaca/iklim,” bebernya.

Dikatakannya, dalam surat edaran Gubsu itu, bupati dan wali kota juga diminta mengingatkan kepada masyarakat untuk memperkuat struktur bangunan rumah yang mudah rusak, apabila di terpaan angin kencang. “Surat edaran ini telah diberlakukan sejak Kamis, 8 Desember 2022. Diharapkan seluruh kepala daerah bisa melakukan imbauan ini hingga sampai ke kecamatan dan kelurahan,” terangnya. (deo/dwi/gus/adz)

Sentimen: negatif (88.9%)