Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: korupsi
Calon Pemimpin Harus Merakyat, Ketaatan Beragama Ketiga
Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional
MAYORITAS publik menginginkan calon pemimpin yang bisa dekat dengan rakyat. Kedekatan dengan rakyat merupakan kriteria terpenting bagi publik dalam memilih para calon pemimpin yang berasal dari tokoh politik di pada pemilu 2024 mendatang.
"Persepsi publik atas tokoh atau elite partai politik adalah salah satu cara memahami hubungan antara pemilih dan parpol," ungkap pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani dalam keterangan resminya yang disampaikan di Jakarta, Kamis (8/12).
Gambaran keinginan publik tentanga pemimpin yang merakyat tercermin dalam hasil studi yang dilakukan oleh Saiful. Dalam paparannya Syaiful menjelaskan bahwa penilaian masyarakat pemilih terhadap tokoh-tokoh partai biasanya menggunakan beberapa kriteria tentang kualitas tokoh atau elite politik.
Di antara yang sering dipakai adalah empati dan care. “Seberapa care tokoh-tokoh tersebut terhadap pemilih atau rakyat. Biasanya konsep care dan peduli tersebut diterjemahkan dengan dekat dengan rakyat,” ungkapnya.
Kriteria kedua yang dipertimbangkan publik saat memilih pemimpin dilanjutkan oleh Saiful ialah mengenai integritas dari para tokoh politik. Hal ini diterjemahkan dalam seberapa bersih politisi dari korupsi.
Baca juga: Keberagaman yang Dikelola dengan Baik Modal Sosial Membangun Bangsa
“Kriteria ketiga adalah seberapa taat dalam beragama. Dalam konteks Indonesia, menurut Saiful, agama masih sangat penting dan sering masuk dalam analisis faktor yang berpengaruh pada pemilih,” ujarnya.
Sementara kriteria kesukaan publik terhadap calon pemimpin ialah berkaitan dengan komptensi. Kompetensi diterjemahkan dalam kepintaran, berwawasan luas, bisa mengatasi masalah, dan sebagainya.
“Ada 37 persen yang menyatakan kriteria paling penting dari tokoh politik adalah dekat dengan rakyat. Kriteria terpenting kedua adalah bersih dari korupsi, 26 persen. Taat pada agama 16 persen. Sementara pintar atau berwawasan luas 14 persen,” ungkapnya.
Dari data ini, Saiful menyimpulkan bahwa aspek kepintaran dan taat agama tidak begitu penting di mata pemilih. Yang terpenting adalah dekat dengar rakyat dan bersih dari korupsi. Dua aspek ini dinilai paling penting oleh 63 persen pemilih.
“Itu (dekat dengan rakyat dan bersih dari korupsi) adalah modal yang paling penting kalau seorang politisi mau mendapatkan pengaruh di dalam masyarakat. Setidak-tidaknya warga memiliki gambaran bahwa orang ini punya kepedulian pada masyarakat dan memiliki integritas atau bersih dan tidak punya track record korupsi,” kata Saiful.
Kedekatan dengan rakyat, menurut Saiful, bentuknya bisa bermacam-macam: misalnya ramah atau sering memberi, bersedekah, dan lain-lain. Karena itu, biasanya ketika bersosialisasi, para politikus melakukannya dengan bagi-bagi sembilan bahan pokok. (OL-4)
Sentimen: positif (100%)