Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: bandung
Kasus: Teroris, Bom bunuh diri
Tokoh Terkait
Ayah Santrinya Jadi Korban Bom Bunuh Diri, Persis: Tindakan Biadab
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) Jeje Zaenudin mengutuk keras bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujarno di Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Pasalnya, aksi tersebut telah menewaskan Aipda Sofyan yang merupakan ayah dari salah satu santri di Pesantren Persis Pajagalan, Bandung.
“Apapun alasannya, perilaku penyerangan itu adalah tindakan biadab yang merugikan dan menyia-nyiakan dirinya dan mencelakakan orang lain yang sangat dipantang dan dikecam ajaran Islam,” tegasnya saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (7/12).
Jeje menyatakan bahwa Persis mendorong dan mendukung upaya pihak yang berwajib untuk mengusut tuntas kejadian tersebut.
“Kita mendotong dan mendukung segala upaya pihak berwajib untuk terus mengusut tuntas, membongkar, dan menindak tegas jaringan teroris serta pihak-pihak yang berada di belakangnya,” terangnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan empati dan belasungkawa yang mendalam atas korban jiwa dan yang luka dari kalangan aparat kepolisian yang sedang bertugas.
“Semoga pengorbanan mereka dibalas Allah dengan pahala yang besar serta dihapus segala kesalahan dan khilaf mereka,” harapnya.
Jeje juga mengingatkan agar semua pihak bahu-membahu untuk menguatkan keluarga dari korban bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar agar dapat melewati semuanya.
Sebelumnya, aksi terorisme yang dilakukan Agus Sujarno di Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, telah menewaskan seorang polisi bernama Aipda Sofyan. Setelah ditelusuri, anak korban tersebut ternyata adalah santri dari Pesantren Persatuan Islam (PPI) 1 Pajagalan, Bandung.
“Ya, menurut penuturan dari pihak pesantren (anak Aipda Sofyan santri PPI 1 Pajagalan),” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) Jeje Zaenudin saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (7/12).
Jeje mengatakan bahwa anak dari Sofyan masih duduk di bangku Mualimin atau setara SMA di PPI 1 Pajagalan Bandung. “Putra beliau kelas tingkat 2 Muallimin atau 11 MA (Madrasah Aliyah),” terangnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ayah dari Sofyan merupakan salah satu anggota dari Persis. Dengan begitu, ia mengatakan bahwa Sofyan juga merupakan bagian dari keluarga besar Persis.
“Beliau dari keluarga besar Persis.Ayah almarhum adalah anggota Persatuan Islam. Almarhum sendiri sebagai polisi profesional tidak tercatat sebagai anggota Persis,” ungkapnya.
Jeje mengatakan bahwa pihaknya mengutuk terjadinya bom bunuh diri yang menewaskan salah satu keluarga besarnya tersebut. Ia menegaskan bahwa aksi bom bunuh diri merupakan hal yang sia-sia dan tak ada dalam ajaran Islam. “Persis mengutuk keras bom bunuh diri yang menyerang Kantor Polsek Astanaanyar,” tandasnya.
Sebelumnya, Kapolda Jabar Irjen Pol. Suntana mengatakan peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar terjadi pada pagi hari pukul 8.00 WIB. Tepatnya waktu itu, anggota polisi sedang melaksanakan apel pagi.
Saat itu, pelaku nekat merangsek masuk sambil mengacungkan senjata tajam dan berteriak-teriak. Melihat hal itu, kemudian salah satu anggota kemudian berusaha mencegahnya dan tanpa diduga terjadi ledakan tepat di halaman dalam Mapolsek Astanaanyar.
“Karena ledakan itu, 11 orang menjadi korban. Terdiri dari 10 anggota Polri, satu anggota meninggal dunia atas nama Sofyan,” ujar Suntana.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, satu korban lainnya merupakan warga sipil yang saat insiden terjadi berada di dekat area Kantor Polsek Astanaanyar.
Adapun 10 anggota kepolisian dan satu orang warga yang menjadi korban disebabkan karena terkena serpihan ledakan atas nama Nurhasanah. “Satu korban Nurhasanah, mengalami luka ringan yang pada saat kejadian ibu tersebut sedang jalan melewati Polsek Astana Anyar,” Suntana.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Tazkia Royyan Hikmatiar
Sentimen: negatif (100%)