Sentimen
Positif (100%)
8 Des 2022 : 11.00

Meroket Tinggi-Tinggi! Kekayaan Para Taipan dan Konglomerat Indonesia Meroket Hingga Rp2.812 Triliun Kamis, 08/12/2022, 11:00 WIB

8 Des 2022 : 11.00 Views 4

Wartaekonomi.co.id Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News

Meroket Tinggi-Tinggi! Kekayaan Para Taipan dan Konglomerat Indonesia Meroket Hingga Rp2.812 Triliun
Kamis, 08/12/2022, 11:00 WIB

Warta Ekonomi, Jakarta -

Para konglomerat dan orang kaya di Indonesia melihat kekayaan mereka meningkat dalam daftar Forbes tahun 2022. Sebanyak 22 taipan melihat peningkatan kekayaan bersih kolektif mereka naik 11% ke rekor USD180 miliar (Rp2.812 triliun), naik dari USD162 miliar (Rp2.530 triliun) tahun lalu.

Didukung dari harga global yang tinggi untuk ekspor komoditas Indonesia, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,3% pada tahun 2022, menyusul kenaikan sebesar 3,7% pada tahun 2021.

Namun, momentum tersebut dapat ditahan oleh akselerasi inflasi. Indeks saham acuan Indonesia naik 8% sejak kekayaan terakhir diukur pada 18 November 2022.

Baca Juga: Berharap Tuah Pertemuan Konglomerat Tambang Haji Robert dan Low Tuck Kwong

Melansir Forbes di Jakarta, Kamis (8/12/22) Hartono bersaudara, Budi dan Michael tetap di posisi No. 1 dengan kekayaan USD47,7 miliar (Rp745 triliun), naik USD5,1 miliar (Rp79,6 triliun) dari tahun lalu.

Kekayaan mereka meroket signifikan berkat IPO Global Digital Niaga mereka pada bulan November, induk dari raksasa e-commerce Blibli, yang mengumpulkan Rp8 triliun dalam IPO terbesar kedua di negara ini tahun ini.

Di posisi kedua ada Low Tuck Kwong, pemilik Bayan Resources. Harga batu bara yang tinggi di tengah krisis energi global mendorong Low ke posisi kedua dengan lonjakan kekayaan hampir lima kali lipat menjadi USD12,1 miliar (Rp189 triliun).

Melonjaknya saham Bayan Resources, penambang batu bara terbesar keempat di Indonesia membuatnya menjadi pemenang terbesar tahun ini baik dalam persentase maupun dolar. Kekayaannya naik USD9,55 miliar (Rp149 triliun) dari USD2,55 miliar (Rp39 triliun) tahun lalu.

Sementara itu, Keluarga Widjaja pemilik  konglomerat Sinar Mas merosot ke No. 3, tetapi pemulihan bisnis kertas grup membantu meningkatkan kekayaan mereka sebesar USD1,1 miliar (Rp17,1 triliun) menjadi USD10,8 miliar (Rp168 triliun).

Di No. 4 ada Sri Prakash Lohia pemilik Indorama Corp yang melihat kekayaannya naik USD1,5 miliar (Rp23,4 triliun) menjadi USD7,7 miliar (Rp120 triliun). Di lima besar ada Anthoni Salim dari Salim Group yang kekayaan bersihnya turun USD1 miliar (Rp15,7 triliun) menjadi USD7,5 miliar (Rp117 triliun).

Para pemenang dalam daftar Forbes, setengah lusinnya mendapatkan peningkatan kekayaan lebih dari USD1 miliar. Pemenang yang terkenal lainnya adalah Djoko Susanto, pemilik Alfamart untuk pertama kalinya masuk daftar 10 besar Forbes dengan kekayaan USD4,1 miliar (Rp64 triliun) berkat perluasan jaringan supermarket tersebut.

Sementara Jerry Ng, pemilik Bank Jago harus melihat kekayaan bersihnya anjlok paling dalam sebesar 63% karena investor menganggap pemberi pinjaman dinilai terlalu tinggi. Kekayaan Jerry Ng hari ini mencapai USD1,2 miliar (Rp18,7 triliun).

Selain Jerry Ng, pajak rokok yang lebih tinggi juga meluruhkan kekayaan pengusaha tembakau Susilo Wonowidjojo sebesar USD1,3 miliar (Rp20,3 triliun) menjadi USD3,5 miliar (Rp54,6 triliun). Kekayaan bersih minimum tahun ini adalah USD885 juta (Rp13,8 triliun) yang dimiliki oleh Han Arming Hanafia, salah satu pendiri DCI Indonesia, perusahaan teknologi data center. Angka tersebut naik dari USD695 juta (Rp10,8 triliun) pada tahun 2021.

Berikut daftar 10 orang terkaya di Indonesia:

R.Budi & Michael Hartono; USD47,7 miliar (Rp745 triliun) Low Tuck Kwong; USD12,1 miliar (Rp189 triliun) keluarga Widjaja; USD10,8 miliar (Rp168 triliun) Sri Prakash Lohia; USD7,7 miliar (Rp120 triliun) Anthoni Salim; USD7,5 miliar (Rp117 triliun) Chairul Tanjung; USD5,2 miliar (Rp81 triliun) Prajogo Pangestu; USD5,1 miliar (Rp79 triliun) Boenjamin Setiawan; USD4,8 miliar (Rp74,9 triliun) Tahir; USD4,2 miliar (Rp65 triliun) Djoko Susanto; USD4,1 miliar (Rp64 triliun)

Baca Juga: Asal Muasal Presidential Threshold 20 Persen Gegara Kemenangan SBY di Pilpres 2004, Ini Nih Biang Keroknya

Sentimen: positif (100%)