PIKIRAN RAKYAT - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi selalu terlihat memakai ponsel Blackberry sebagai alat yang menunjang komunikasinya, termasuk dalam acara KTT G20 di Bali beberapa minggu lalu.

Menlu Retno Marsudi, akhirnya mengaku bahwa ponsel Blackberry yang selalu dibawa adalah alat kerja penting untuk sehari-harinya.

Menlu Retno Marsudi juga tak sungkan menyebut ponsel Blackberry sebagai barang istimewa yang mempercepat komunikasinya.

Adapun sorotan ponsel Blackberry Menlu Retno terungkap dalam tayangan podcast bersama Deddy Corbuzier pada Selasa, 6 Desember 2022.

Baca Juga: Menlu RI Retno Marsudi Usung Paradigma Kolaborasi di Sidang Umum ke-77 PBB

"Buat saya, ini adalah alat kerja. Alat kerja harus cepat karena kerjaan saya semua harus cepat. Kalau aku harus touch screen, bakal pleset-pleset," ujar Menlu Retno menyampaikan.

Dijelaskan Menlu Retno, fungsi yang disediakan Blackberry telah membuat kerjanya lebih mudah.

Tepatnya, papan tombol dalam ponsel blackberry telah memudahkannya untuk menjadi multitasking, membalas pesan sambil tetap berbicara dengan orang.

"Jadi aku kalau kayak begini nih mas, bisa ngomong tapi aku bisa ngetik," ujarnya menerangkan.

Baca Juga: Retno Marsudi Kecewa Dunia Seolah Abaikan Pengungsi Palestina, Begini Sikap Indonesia

Menariknya, ponsel itu terkadang mengalami masalah hingga berujung dengan timnya yang dibuat kerepotan.

"Kalau udah usang, selalu ada barang yang datang untuk saya. Nyarinya sedunia, timku udah mulai garuk-garuk kepala ini udah kadang hang atau apa gitu," ujarnya membeberkan.

Selain itu, Retno memiliki satu momen lucu yang diingatnya selama menggunakan ponsel Blackberry di luar negeri, yang terjadi saat dirinya berada di sebuah cafe.

Saat itu, pelayan yang mengantarkan pesanannya kaget melihat ponsel Blackberry miliknya, seolah menemukan benda yang harus dimuseumkan.

"Aku lagi ngopi, terus taro gini kan (di atas meja), terus waiters datang bilang kayak gini 'oh my god that is Blackberry', aku bilang gini 'what do you mean?," ujarnya mengisahkan momen itu.

Sementara itu, Menlu Retno membuka kemungkinan mengganti ponsel yang digunakannya itu, tetapi saat sudah ada ponsel lain yang mampu membuat kerjanya lebih cepat.***