Kedaulatan Rakyat (KR) yang sudah legend sebagai media cetak potensial dalam mengembangkan media digital

Krjogja.com - JAKARTA  - Kedaulatan Rakyat (KR) yang sudah legend sebagai media cetak potensial dalam mengembangkan media digital. Selain memiliki pembaca yang setia, memiliki brand yang kuat dan market yang sudah terbentu, juga memiliki sumber daya manusia (SDM) dengan wartawan yang terlatih.

Demikian diskusi yang muncul dalam pertemuan PT BP Kedaulatan Rakyat dengan Kapan Lagi Youniverse (KLY) di salah satu kantornya, yakni di kantor merdeka.com, Sabtu (3/12). Hadir dari KR, Direktur Utama PT BP KR, M Wirmon Samawi SE MIB, Direktur Keuangan Imam Satriadi SH, Redaktur Pelaksana Primaswolo Sudjono SPt dan Drs Widyo Suprayogi, Ngabdul Wahid (Elkom Redaksi dan Online) serta Aries Winantyo (Sekretariat Direksi). Sedangkan pihak KLY, Direktur Konten Wenseslaus Manggut, Wakil Pemimpin Redaksi Merdeka.com Muhammad Hasits dan editor Hery Winarno. Kunjungan KR ke KLY di Jakarta, merupakan kunjungan balasan, setelah sebelumnya, KLY juga mengunjungi KR. KLY merupakan mitra KR dalam pengembangan media online.

"Kalau migrasi print ke online, jauh lebih prudent sebenarnya. Dibanding membangun media online baru, yang harus membentuk market, menyiapkan SDM dan lainnya," ungkap Wenseslaus Manggut yang juga Presiden Konsorsium Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

Wenseslaus yang sebelumnya lama menggeluti media cetak nasional ini mengungkapkan, yang perlu dilengkapi jika media cetak pengembangkan media online adalah mindset untuk masuk ke dunia media digital, termasuk pada wartawannya.

Dikemukakan, bagi yang sebelumnya bergerak di media cetak, maka dari isian yang ditampilkan perlu kompromi. Karena pembacanya yang berumur. Sementara yang mengunjungi media online, datang generasi baru. "Yang mungkin anak kita di usia 18-25 tahun, mereka dibesarkan oleh televisi. Jika umur 17 tahun ke bawah dibesarkan oleh gadget. Mereka gadget bukan dibesarkan oleh teks, tetapi terbiasa oleh video," ungkap Wenseslaus.

Jadi cara berpikir perlu disesuaikan. "Kita (usia diatas 50 tahun) sementara pembaca (pengunjung) kita di online banyak usia muda. Beda," ujarnya.

Sehingga dalam sebuah rapat media perlu mengajak anak muda, mereka memberikan masukan. "Anak-anak muda kita rekrut dan masukkan menjadi pertimbangan keputusan. Mereka diminta pandangan versi anak muda. "Pak kalau kami melihat itu jadul pak," ungkap Wenseslaus menirukan pandangan staf muda tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, banyak informasi yang disampaikan KLY. Termasuk diantaranya bagaimana KRJogja.com sebagai media online Kedaulatan Rakyat unggul dalam memberikan informasi lokal DIY. "Ketika mencari informasi tentang Jogja di Google, KRJogja.com berapa di posisi atas," ungkap Hasits.
Sedangkan Wirmon Samawi mengemungkapkan sejauh ini KR terus mengembangkan media digital, sehingga pengembangan sebagai media multiplatform semakin dikuatkan. Dalam pengembangan tersebut terus membangun kolaborasi. (*)