Sentimen
Positif (98%)
5 Des 2022 : 10.59
Informasi Tambahan

BUMN: PT PAL Indonesia

Partai Terkait

PR Yudo Margono: Modernisasi Alutsista Hingga Menyejahterakan Prajurit

5 Des 2022 : 17.59 Views 1

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

PR Yudo Margono: Modernisasi Alutsista Hingga Menyejahterakan Prajurit
Jakarta: Panglima TNI terpilih Laksamana Yudo Margono memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) di depan mata. Yudo diharapkan mampu menunaikan tugas itu meski masa jabatannya hanya sekitar satu tahun.
 
"Ada tugas besar panglima, itu tidak ringan, salah satunya memenuhi minimum essential force 2024 dengan target 60 persen," kata anggota Komisi I DPR M Farhan dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Kejutan Besar di Balik Panglima Baru’ Minggu, 4 Desember 2022.
 
Minimum essential force adalah upaya memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Pemerintah berusaha mendukung upaya itu dengan menganggarkan dana Rp134,32 triliun untuk 2023.

-?

- - - -
"Soal belanja, Kementerian Pertahanan punya kemampuan itu. Tapi apakah ini bisa direncanakan dengan baik," ujar Farhan.
 
Farhan mencontohkan rencana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang hendak membeli sebuah kapal perang Fregat buatan Prancis. Kapal mahal itu juga dipakai Rusia saat menyerang Ukraina. Namun, Ukraina berhasil menenggelamkan Fregat berhasil dengan torpedo dari kapal selamnya.
 
Lantas, PT PAL Indonesia membuat kajian terkait hal tersebut. Hasilnya, anggaran untuk membeli sebuah Fregat bisa dipakai untuk membuat 20 kapal selam berukuran kecil.
 
"Dengan dipersenjatai dua torpedo untuk menenggelamkan Fregat. Ini harus jadi kajian serius," tegas Farhan.
 
Politikus Partai NasDem itu menyebut PR Yudo lainnya ialah membuat program pertahanan terukur. Meskipun, masa jabatannya relatif singkat hanya sekitar satu tahun.
 
"Ada lagi masalah kesejahteraan prajurit. Tidak usah jauh-jauh dulu, meningkatkan uang makan dari Rp7.500 per hari menjadi Rp15 ribu," tutur Farhan.
 
Farhan mengajak seluruh pihak membayangkan fenomena tersebut. Tentara yang menjadi penjaga Tanah Air hanya menerima uang makan harian di bawah Rp10 ribu.
 
"Kita mesti cari tahu cara untuk meningkatkan (anggarannya). Kesulitannya adalah meyakinkan Kementerian Keuangan untuk mengalokasikan anggaran itu," jelas dia. 
 

(AGA)

Sentimen: positif (98.8%)