Tercatat, 25.985 Warga Indramayu Kerja di Luar negeri, BP2MI: Waspada Pemberangkatan Ilegal
Antvklik.com Jenis Media: News
Antv – Perayaan Hari Pekerja Migran Internasional (HPMI) tahun 2022, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar Pesta Rakyat di Sport Center Indramayu, Jawa Barat, Minggu (4/12/2022).
Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta yang berasal dari para Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), PMI, PMI Purna dan keluarganya, serta masyarakat sekitar Indramayu.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengatakan, HPMI adalah hari menuju kemerdekaan sejatinya para PMI dan kita merayakannya dengan meriah sebagai bentuk kehormatan kepada PMI.
Dipilihnya Indramayu adalah karena Indramayu dikenal sebagai kantong terbesar penempatan PMI.
"Untuk tiga tahun saja (tahun 2020-2022), ada 25.985 warga Indramayu yang saat ini sedang bekerja di luar negeri seperti Hong Kong, Singapura, dan Taiwan. Artinya, Indramayu bisa menjadi role model daerah-daerah lain untuk memilih bekerja secara resmi. Tidak hanya itu, penghormatan kepada Indramayu sehingga menjadi pilihan karena pelindungan kepada para PMI sangat kuat dilakukan oleh pemerintah daerah, apalagi Bupati-nya seorang perempuan. Biasanya kalau perempuan pendekatannya lebih dengan hati," jelas Benny, Minggu (4/12/2022).
Benny Rhamdani meminta kepada semua warga yang akan berangkat ke luar negeri menjadi tenaga kerja migran, untuk waspada terait perekrutan dan pemberangkatan ilegal, karena bisa membahayakan.
"Jangan sampai mau dan menjadi korban penempatan pekerja migran ilegal," kata Benny.
Benny mengatakan dari data yang ada selama 2,5 tahun terdapat kurang lebih 81 ribu tenaga kerja migran ilegal yang dipulangkan, dan terbanyak dari negara Timur Tengah, serta Malaysia.
Menurutnya dari jumlah tersebut 3.148 dalam keadaan sakit, cacat, depresi, hilang ingatan dan lainnnya, sedangkan sebanyak 1.495 meninggal dunia.
Dengan banyaknya kasus tersebut, diharapkan masyarakat agar lebih berhati-hati ketika akan berangkat kerja ke luar negeri, dan jangan sampai menjadi korban pemberangkatan ilegal, karena bisa membahayakan.
"Dalam sehari kami mendapati dua orang pekerja migran yang datang menggunakan peti jenazah," tuturnya.
Dengan menurut Benny, kepada semua masyarakat petugas baik dari RT, RW, desa, agar bersama-sama ikut mengawasi warganya yang akan berangkat menjadi tenaga kerja migran.
Benny menambahkan, masih banyak penempatan tenaga kerja legal yang ada di Indonesia, untuk itu pihaknya meminta kepada para calon pekerja migran agar melalui jalur yang sah.
"Kami mendata dari jumlah penempatan tenaga kerja migran ilegal terbanyak dialami oleh perempuan dengan presentase mencapai 90 persen. Untuk itu ketika akan berangkat datang ke Dinas Tenaga Kerja setempat, atau melalui BP2MI," pungkasnya.
Sentimen: positif (66.5%)