Sentimen
Negatif (99%)
4 Des 2022 : 23.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Lumajang

Tokoh Terkait

Video Hujan Abu Erupsi Gunung Semeru, Warga: Allahu Akbar!

5 Des 2022 : 06.45 Views 1

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Video Hujan Abu Erupsi Gunung Semeru, Warga: Allahu Akbar!

AYOBANDUNG.COM -- Foto maupun video hujan abu erupsi Gunung Semeru diunggah warganet di media sosial. Untuk menontonnya, Anda dapat mengeklik tautan di artikel ini.

Gunung Semeru erupsi Jumat dini hari, sekira pukul 2.46 WIB.

Salah satu video hujan abu tersebut diunggah oleh akun @uncle_teebob. Dalam video terlihat warga dalam rekaman tersebut mengucap takbir, "Allahu Akbar!".

Baca Juga: Ini 3 Kebijakan Baru PPPK 2023 yang Disetujui Jokowi, Aminkan! Seluruh Guru Honorer Terangkat ASN

Akibat Gunung Semeru erupsi, ribuan warga di 2 dusun di Desa Supit Urang, Lumajang, mengungsi.

Lokasi pengungsiang berupa sekolah.

Hingga kini, status Semeru Awas atau Level IV yang sebelumnya masih Siaga atau Level III.

Dalam video yang diunggah Uncle_Teebob tersebut, terlihat situasi desa yang sudah dilanda hujan abu.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi Awan Panas Dekati Permukiman Warga

Warna dalam video tersebut sudah berwarna abu semi-kuning.

Dari video tersebut, terlihat lokasi jalan dan permukiman yang sepi.

Di awal video, orang yang merekam berkata, "Desa tercinta hujan abu."

Kemudian, tak beberapa setelah itu, temannya, bertakbiar beberapa kali.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Jangan Datang ke Tempat Ini, Cek Daftar Lengkapnya!

Dikutip dari Suara dari artikel berjudul, "Kembali Meletus, Ini Catatan Aktivitas Erupsi Gunung Semeru dari Tahun ke Tahun", menurut Kepala Bidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo, awan panas guguran berlangsung hingga pukul 06.00 WIB. Jarak luncurannya tercatat sejauh 7 km ke arah Besuk Kobokan.

Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 mdpl, yang statusnya telah Level III atau Siaga sejak 16 Desember 2021. Sepanjang sejarahnya, gunung yang terletak di Jawa Timur ini telah meletus beberapa kali.

Melansir situs BNPB, pada 1818 hingga 1913, catatan letusannya tidak banyak terdokumentasikan. Namun pada 1941-1942, aktivitas vulkanik dengan durasi panjang terekam dari dari Gunung Semeru.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942. Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter.

Baca Juga: Ini Amalan Pak Wagiman Korban Selamat Gunung Semeru, Tidak Tersentuh Erupsi

Pada tahun-tahun selanjutnya, aktivitas vulkanik Gunung Semeru tercatat pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, dan 1960. Pada 1 Desember 1977, salah satu gunung api aktif ini menghasilkan awan panas guguran dengan jarak 10 km dari Besuk Kembar.

Tercatat, volume endapan materialnya mencapai 6,4 juta m3. Awan panas juga merusak sawah, jembatan, dan rumah warga. Selanjutnya, aktivitas vulkanik terekam pada tahun 1978 hingga 1989.

Tak hanya sampai di situ, aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali tercatat pada tahun-tahun berikutnya yakni pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.

Tautan video hujan Abu dari Gunung Semeru. Klik di sini (Link) 

Baca Juga: Yuk! Siapkan Tas Siaga Bencana, Isi 7 Barang Penting Ini

Sementara itu, level III atau Siaga yang disematkan pada Gunung Semeru sejak akhir tahun lalu mengindikasikan gunung api akan mengeluarkan magma dan letusannya mengakibatkan bencana.

PVMBG menjelaskan pada level III memperlihatkan hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi.

Dengan terjadinya erupsi Gunung Semeru, beberapa rekomendasi terkait mitigasi dikeluarkan seperti warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Baca Juga: Link Download Buku Saku Bencana BNPB PDF 2022 Terbaru Jika Terjadi Gempa dan Bencana Lain

Masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Sentimen: negatif (99.6%)