Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Karet, Duren Tiga, Serang
Kasus: pembunuhan, penembakan
Tokoh Terkait
Sebelum Membunuh, Ferdy Sambo Pegang Leher Brigadir J: Berlutut Kamu, Berlutut!
Suara.com Jenis Media: News
Suara.com - Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E mengungkap tindakan Ferdy Sambo sebelum mengakhiri nyawa Brigadir Yosua di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Juli 2022. Pada saat kejadian, Ferdy sempat meminta Brigadir Yosua berlutut.
Keterangan itu disampaikan Richard sewaktu bersaksi dalam persidangan Kuat Maruf dan Bripka Ricky Rizal di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).
Richard menguraikan sebelum kejadian penembakan terjadi. Kala itu, Richard yang baru saja tiba di rumah Duren Tiga langsung menuju ke lantai dua.
Rasa ketakutan langsung menyelimuti perasaan Richard.
Baca Juga: Ribut-ribut Kasus Tambang Ilegal: Kubu Sambo Vs Kabareskrim Saling Serang, Ismail Bolong Menghilang
"Saya langsung rada takut pada saat itu yang mulia. Saya naik lantai dua kan ada tembusan kamar, dalam pikiran saya 'Wah sudah mau terjadi nih'," ungkap Richard.
Dari lantai atas Richard melihat Ferdy Sambo masuk ke dalam rumah dengan menggunakan sarung tangan karet berwarna hitam. Sambo bertanya kepada Richard terkait senjata yang akan digunakan untuk mengeksekusi Yosua.
"Dia tanya ke saya, 'Sudah kau isi senjatamu?', 'Siap belum', jawab saya. 'Kau isi'. Isi itu artinya kokang yang mulia," papar Richard.
Detik-detik Brigadir J dieksekusi Bharada E (Youtube Polri TV).Richard pun menuruti perintah Sambo untuk mengokang senjatanya. Tak lama selepas itu, Yosua, Ricky dan Kuat masuk ke dalam rumah.
Tiba-tiba Sambo langsung meminta Yosua untuk berlutut sambil memegang leher Yosua.
Baca Juga: Terkuak! Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Ternyata Tidak Tinggal Serumah dan Pisah Ranjang: Kenapa Ya Milih Begitu?
"Itu pas masuk, Pak FS langsung lihat ke belakang 'Sini kamu', langsung pegang leher, 'Berlutut kamu ke depan saya, berlutut kamu, berlutut'. Disuruh berlutut yang mulia," kisah Richard.
Sentimen: negatif (64%)