Sentimen
Positif (100%)
3 Des 2022 : 21.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sumba, Magelang

Tokoh Terkait

Ditjen Kebudayaan Gelar Tenun Nusantara di Komplek Borobudur

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

3 Des 2022 : 21.05
Ditjen Kebudayaan Gelar Tenun Nusantara di Komplek Borobudur

Krjogja.com - MAGELANG - Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyelenggarakan kegiatan “Tenun Nusantara: Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari” di Lapangan Aksobya komplek Percandian Borobudur Magelang. Kegiatan dalam bentuk fashion show dan pameran tenun ini merupakan kerja sama dengan desainer Edward Hutabarat.

Direktur Perfilman, Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbuddiktiristek Ahmad Mahendra disela-sela kegiatan, Kamis (01/12/2022) mengatakan tenun ini dengan pewarna alam, itu merupakan bagian dari bersatunya manusia dengan alam, mengadaptasi. Dalam kegiatan ini tidak hanya dipamerkan beberapa produk kain tenun dari Sumba, tetapi juga dipraktekkan membuat tikar anyaman dari daun lontar.

Ini seperti yang dilakukan Mama Korlina Konda Nggona (45) dari Desa Mbatakapidu Sumba Timur, yang sudah membuat tikar anyaman daun lontar panjang sekitar 50 meter. Bahkan ada juga warga yang tampil membuat boneka, yang bagian luarnya dibuat dari anyaman daun lontar.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid menyebutkan bahwa kegiatan fashion show adalah kegiatan yang penting dan baik untuk mengangkat dan mengkampanyekan kearifan lokal dengan kekinian. Bagi Hilmar sangat penting hasil karya Edward ditampilkan, terlebih hasil karyanya mengangkat budaya dan hasil karya Nusantara, salah satunya Sumba.

"Yang beda dari fashion show kali ini karena mengangkat hasil karya kerajinan Nusantara. Bahkan cuaca pun tidak menjadi halangan dalam pelaksanaan ini. Walaupun hujan di Kawasan Candi Borobudur, kita tetap jalan karena antusias dari seluruh pendukung acara," katanya.

Kegiatan fashion show sendiri dilaksanakan Rabu (30/11/2022) malam, dan tetap berlangsung dengan meriah walaupun sempat tertunda dikarenakan faktor cuaca. “Harapannya bahwa kedepan terus memunculkan dan mengkampanyekan hasil-hasil karya nusantara. Kita selalu terbuka, utamanya untuk pelestarian budaya tentang apa yang akan dimunculkan dan juga pesannya harus kuat," tambahnya.

Seperti wastra nusantara lain yang sarat akan nilai budaya yang tinggi, kain tenun Sumba memiliki keindahan dari motif yang variatif dan nilai filosofis yang harus tetap dijaga. Hal tersebut yang membuat Edward Hutabarat selalu menjaga pakem dari kain tersebut ketika mengembangkannya.

Pakem ini selalu dijaga karena Kain Sumba (juga kain-kain peradaban dari kepulauan lain) adalah Kain Peradaban. Mereka dicipta untuk melengkapi sebuah seremoni, mulai dari kelahiran, perkawinan, hingga kematian. Dibalik keindahan kain tenun ini, ada serangkaian proses yang panjang dan tidak mudah.

Hal ini juga turut merepresentasikan kesabaran penenun lokal dalam membuat kain tenun tersebut. Dari mulai memintal sendiri benang dari kapas hingga nantinya menjadi kain, ada satu proses yang disebut Kabakil yaitu teknik akhir dalam menyelesaikan sehelai Kain Sumba, yang dikerjakan dengan arah tenunan berlawanan dan dipelintir.

Proses ini memiliki fungsi untuk melindungi benang-benang agar tidak terlepas dari kain sehingga kain tenun yang melalui proses ini memiliki output kain yang sangat rapi. Kain tenun dengan Kabakil inilah yang menjadi nilai spesial dari kain tenun Sumba karena tidak semua penenun bisa membuat Kabakil dan diperlukan keahlian khusus untuk itu.

Kabakil ini juga yang merepresentasikan judul dari fashion show Edward Hutabarat kali ini, yang seakan menyuarakan untuk melindungi eksistensi kain nusantara supaya keindahan tersebut tidak terlepas dari identitas budaya bangsa seperti Kabakil yang melindungi benang-benang agar tidak terlepas dari kain yang menghasilkan motif indah. (Tha)

Sentimen: positif (100%)