Presiden Jokowi Ingatkan Hal Teknis Pemilu Bisa Jadi Politis
3 Des 2022 : 21.19
Views 1
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Presiden Joko Widodo berpesan agar penyelenggara pemilihan umum (pemilu) memanfaatkan waktu yang tersisa untuk meningkatkan kapasitas teknis persiapan pemilu. Terlebih penyelenggaraan pemilu serentak 2024 tersisa satu tahun lagi.
Dalam acara Konsolidasi Nasional Kesiapan Tahapan Pemilu Serentak 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, presiden menekankan dua hal yakni kesiapan peraturan teknis dan logistik karena hal-hal tersebut bisa jadi politis apabila tidak dipersiapkan dengan baik.
"Pertama, pastikan seluruh kegiatan di semua tahapan memiliki pengaturan teknisnya. Ini penting setiap tahapan harus memiliki koridor hukum yang jelas untuk mengantisipasi dan juga mengatasi berbagai persoalan-persoalan yang akan muncul," kata Jokowi, Jumat, 2 Desember 2022.
Kedua, sambung presiden, ia mengingatkan bahwa hal-hal teknis dapat menjadi politis sehingga penyelenggara pemilu perlu berhati-hati. Terutama, ujar Jokowi, dalam memastikan kesiapan saran dan prasarana logistik.
"Sekali lagi hal-hal teknis bisa menjadi politis sehingga ini kita harus hati-hati. Untuk itu pastikan kesiapan sarana dan prasarana logistik secara detail rencanakan dan lakukan pengadaan tempat jumlahnya dan tempat waktu," tegas presiden.
Presiden menegaskan bahwa ketidaksiapan penyelenggara pemilu dapat menyebabkan keributan di lapangan. Selain itu, imbuh presiden, transparansi dan efisiensi harus dilakukan pada semua tahapan dan menurutnya perlu ada penguatan sumber daya manusia (SDM) di semua tingkatan.
"Kalau kita tidak detail mengikuti, menyelesaikan, bisa menjadi persoalan di lapangan. Menjadi keributan-keributan di lapangan," ucapnya.
Dalam waktu yang tersisa, presiden ingin penyelenggara pemilu memperbaiki kekurangan-kekurangan serta menyelesaikan masalah. Terkait penggunaan teknologi dan inovasi, menurutnya hal itu perlu mendapat dukungan luas dari masyarakat.
"Ini penting legitimasi ini," tegas presiden.
Pemilu 2024 dinilai sebagai momentum politik yang penting karena Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi terbesar dan digelar secara serentak. Pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan legislatif dan kepala daerah digelar pada tahun yang sama.
"Ini bukan pekerjaan yang mudah. Ini pekerjaan besar yang sangat menentukan masa depan bangsa," ucapnya.
Mengutip KPU RI, presiden menyebut terdapat189 juta pemilih yang memberikan hak pilih mereka pada pemilu 2024. Selain itu, presiden memahami bahwa menyelenggarakan pemilu serentak tidak mudah karena Indonesia punya wilayah yang luas dengan kondisi geografis yang sangat beragam. Kendala itu tentunya, imbuh Jokowi, menyulitkan distribusi logistik pemilu.
"Bayangkan kita harus pergi ke 17.000 pulau. Ada yang naik perahu, ada yang naik kapal tadi harus didukung untuk distribusi logistik oleh TNI oleh Polri karena memang medannya tidak mudah. Saya menyadari betul keadaan lapangan karena saya sering ke daerah masuk ke daerah-daerah terpencil, tidak mudah," tuturnya.
Meski demikian, presiden meminta penyelenggara pemilu optimis. Ia meyakini dengan pengalaman saat menyelenggarakan pemilu sebelumnya, pemilu 2024 dapat dipersiapkan lebih baik.
"Kita memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk mempersiapkan Pemilu 2024 jauh lebih baik dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya," ucapnya.
Dalam acara Konsolidasi Nasional Kesiapan Tahapan Pemilu Serentak 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, presiden menekankan dua hal yakni kesiapan peraturan teknis dan logistik karena hal-hal tersebut bisa jadi politis apabila tidak dipersiapkan dengan baik.
"Pertama, pastikan seluruh kegiatan di semua tahapan memiliki pengaturan teknisnya. Ini penting setiap tahapan harus memiliki koridor hukum yang jelas untuk mengantisipasi dan juga mengatasi berbagai persoalan-persoalan yang akan muncul," kata Jokowi, Jumat, 2 Desember 2022.
-?
- - - -Kedua, sambung presiden, ia mengingatkan bahwa hal-hal teknis dapat menjadi politis sehingga penyelenggara pemilu perlu berhati-hati. Terutama, ujar Jokowi, dalam memastikan kesiapan saran dan prasarana logistik.
"Sekali lagi hal-hal teknis bisa menjadi politis sehingga ini kita harus hati-hati. Untuk itu pastikan kesiapan sarana dan prasarana logistik secara detail rencanakan dan lakukan pengadaan tempat jumlahnya dan tempat waktu," tegas presiden.
Presiden menegaskan bahwa ketidaksiapan penyelenggara pemilu dapat menyebabkan keributan di lapangan. Selain itu, imbuh presiden, transparansi dan efisiensi harus dilakukan pada semua tahapan dan menurutnya perlu ada penguatan sumber daya manusia (SDM) di semua tingkatan.
"Kalau kita tidak detail mengikuti, menyelesaikan, bisa menjadi persoalan di lapangan. Menjadi keributan-keributan di lapangan," ucapnya.
Dalam waktu yang tersisa, presiden ingin penyelenggara pemilu memperbaiki kekurangan-kekurangan serta menyelesaikan masalah. Terkait penggunaan teknologi dan inovasi, menurutnya hal itu perlu mendapat dukungan luas dari masyarakat.
"Ini penting legitimasi ini," tegas presiden.
Pemilu 2024 dinilai sebagai momentum politik yang penting karena Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi terbesar dan digelar secara serentak. Pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan legislatif dan kepala daerah digelar pada tahun yang sama.
"Ini bukan pekerjaan yang mudah. Ini pekerjaan besar yang sangat menentukan masa depan bangsa," ucapnya.
Mengutip KPU RI, presiden menyebut terdapat189 juta pemilih yang memberikan hak pilih mereka pada pemilu 2024. Selain itu, presiden memahami bahwa menyelenggarakan pemilu serentak tidak mudah karena Indonesia punya wilayah yang luas dengan kondisi geografis yang sangat beragam. Kendala itu tentunya, imbuh Jokowi, menyulitkan distribusi logistik pemilu.
"Bayangkan kita harus pergi ke 17.000 pulau. Ada yang naik perahu, ada yang naik kapal tadi harus didukung untuk distribusi logistik oleh TNI oleh Polri karena memang medannya tidak mudah. Saya menyadari betul keadaan lapangan karena saya sering ke daerah masuk ke daerah-daerah terpencil, tidak mudah," tuturnya.
Meski demikian, presiden meminta penyelenggara pemilu optimis. Ia meyakini dengan pengalaman saat menyelenggarakan pemilu sebelumnya, pemilu 2024 dapat dipersiapkan lebih baik.
"Kita memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk mempersiapkan Pemilu 2024 jauh lebih baik dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya," ucapnya.
(END)
Sentimen: positif (88.9%)