Sentimen
Positif (92%)
3 Des 2022 : 09.02
Informasi Tambahan

Institusi: ITB

Kab/Kota: Teluk Bintuni

Tokoh Terkait

Raksasa Migas Inggris Dapat Sinyal Perpanjangan Kontrak di RI

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

3 Des 2022 : 09.02
Raksasa Migas Inggris Dapat Sinyal Perpanjangan Kontrak di RI

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Perusahaan raksasa migas asal Inggris, BP saat ini sedang menanti proses persetujuan perpanjangan kontrak untuk Proyek Kilang LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Adapun proyek yang mencakup Wilayah Kerja (WK) Wiriagar, Berau dan Muturi ini sebetulnya baru berakhir pada 2035 mendatang.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menilai BP mempunyai kinerja bagus selama beroperasi di Indonesia. Dengan demikian, ia optimistis pemerintah akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

-

-

"Kalau dilihat BP kan itu kinerjanya bagus selama 20 tahun lebih, sehingga saya kira pemerintah pasti akan memperhatikan performance yang lewat dan tentu rencana ke depan," ujar Dwi saat ditemui di Nusa Dua Bali, Rabu (23/11/2022).

Seperti diketahui, BP memang terlalu cepat untuk mengajukan perpanjangan kontrak. Mengingat kontrak mereka di proyek LNG Tangguh yang mencakup Wilayah Kerja (WK) atau Blok Wiriagar, Berau dan Muturi sampai dengan 2035 mendatang. Artinya masih ada waktu 13 tahun lagi hingga kontrak ini berakhir.

Praktisi Migas dan Ketua Alumni Teknik Perminyakan ITB Hadi Ismoyo sebelumnya menilai jika mengacu pada Peraturan Menteri ESDM nomor 23 tahun 2021 tentang pengelolaan WK migas, cukup sulit bagi BP mendapat perpanjangan.

Pasalnya, dalam aturan tersebut disebutkan permohonan perpanjangan kontrak kerja sama (KKS) disampaikan paling cepat 10 tahun dan paling lambat 2 tahun sebelum KKS berakhir.

"Sesuai regulasi yang saya tahu, bahwa pembicaraan untuk Block Extension itu bisa dimulai 10 tahun sebelum kontrak berakhir. Seharusnya 2025," kata Hadi kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/11/2022).

Menurut Hadi alasan BP lebih awal mengajukan kontrak perpanjangan kontrak karena ada beberapa faktor pertimbangan. Pasalnya, pengembangan di sektor gas berbeda dengan pengembangan di sektor minyak.

"Karena gas umumnya membutuhkan komitmen investasi jangka panjang. Gas baru akan dikembangkan kalau sudah ada market atau off taker," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menilai komitmen investasi dengan ukuran besar seperti Tangguh tersebut membutuhkan jaminan pengembalian investasi dan profit yang ekonomis. Sementara dengan perhitungan deliverability gas sampai dengan 2035, proyek tidak ekonomis.

"Sehingga perlu tile production beyond current PSC Life. Dengan kata lain kontraktor butuh extension block tersebut," ungkap Hadi.


[-]

-

Raksasa Migas Arab Sampai Malaysia Garap Potensi Terbesar RI
(pgr/pgr)

Sentimen: positif (92.8%)