Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bangka, Magelang
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Cerita LPSK soal Teka-Teki Perempuan Cantik Misterius yang Menangis di Rumah Ferdy Sambo
Liputan6.com Jenis Media: News
Liputan6.com, Jakarta Seorang perempuan cantik keluar dari rumah Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Kemang, Jakarta Selatan, sembari menangis.
Fakta baru yang diungkap Richard Eliezer alias Bharada E di depan majelis hakim kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf.
Muncul teka-teki soal siapa identitas perempuan cantik itu dan apa kaitannya dengan Sambo dan Putri.
Namun, Bharada E mengaku tak mengenal dan tidak tahu apa kaitannya dengan suami istri mantan bosnya itu.
Hal yang sama juga dia ungkapkan ke Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK).
"Dia (Bharada E) sudah cerita dengan LPSK" ungkap Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi saat dihubungi Merdeka, Rabu 30 November 2022.
Edwin mengatakan, sosok perempuan yang menangis itu bukanlah Putri maupun ART di rumah Sambo yang ada di Jalan Bangka. Bharada E mengaku tidak kenal nama perempuan tersebut.
"Bukan (PC atau ART)," tegas dia.
"Dia (Richard) tidak kenal nama tapi paras perempuan itu cantik," sambung Edwin.
Fakta soal sosok perempuan cantik itu terungkap saat majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengulik soal dugaan adanya pertengkaran antara Sambo dan Putri sebelum berangkat ke Magelang, Jawa Tengah, Juli 2022 lalu.
Hakim ketua sidang Ricky dan Kuat, Wahyu Iman Santoso, bertanya soal hubungan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
"Apakah ada peristiwa lain yang misalnya semacam kayak pertengkaran antara saudara PC dengan FS atau saudara PC dengan Yoshua?" tanya hakim ke Bharada E di PN Jaksel, Rabu 30 November 2022.
Richard pun mengawali ceritanya saat dia sedang piket bersama dengan almarhum Yoshua pada Juli lalu. Kala itu, Mateus sedang berjaga di rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling, Jakarta Selatan.
Tiba-tiba, dia melihat Putri turun tangga dari rumah di Jalan Saguling disusul Brigadir J dengan membawa senjata dari lantai dua.
"Siap Yang Mulia, jadi pada waktu bulan Juli itu saya agak lupa tanggalnya, saya sempat naik piket bulan akhir Mei bersama almarhum, padahal almarhum ini ajudan Ibu. Tapi karena Bang Mathius diperintahkan untuk standby di Saguling, jadi yang naik piket bersama saya itu almarhum, selepas dinas saya balik lagi standby di Saguling," jawab Bharada E.
"Pada saat standby di Saguling, ada kejadian, jadi saya lagi di rumah tiba-tiba Ibu turun, almarhum pertama duluan turun bawa senjata langsung taruh di mobil. Habis itu Ibu PC panggil kita semua bertiga, saya, almarhum, dan Bang Mathius. Habis itu bilang nanti dek Mathius kamu naik di mobil Ibu ya, dek Richard kamu di mobil sendiri ya di belakang," sambungnya.
Sentimen: negatif (98.4%)