Sentimen
Negatif (78%)
1 Des 2022 : 19.06
Tokoh Terkait

Presiden Minta Kepala Daerah Perhatikan Inflasi dari Jam ke Jam

1 Des 2022 : 19.06 Views 1

Jawapos.com Jawapos.com Jenis Media: Nasional

Presiden Minta Kepala Daerah Perhatikan Inflasi dari Jam ke Jam

JawaPos.com–Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta gubernur, bupati, wali kota, memperhatikan pergerakan inflasi dari jam ke jam. Sebab, indeks harga konsumen itu kini menjadi momok semua negara.

”Saya minta perhatikan dari waktu ke waktu, dari jam ke jam, pergerakan angka inflasi di daerah masing-masing. Ini penting,” kata Presiden Jokowi seperti dilansir dari Antara saat menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/12).

Jokowi mengatakan, ancaman kenaikan inflasi menjadi salah satu tantangan perekonomian domestik maupun global pada tahun depan. Karena itu, para kepala daerah diminta turut berupaya keras mengendalikan pasokan dan stok barang dan jasa di daerah masing-masing.

”Ini momok semua negara. Inflasi. Sekali lagi, perhatikan pergerakan angka inflasi di daerah masing-masing,” ujar Jokowi.

Selain kepada kepala daerah, Jokowi juga turut meminta kepada kementerian dan lembaga non kementerian (K/L) untuk mempercepat realisasi belanja khususnya belanja modal dan sosial di APBN dan APBN 2023. ”Saya minta percepat realisasi belanja,” ucap Jokowi.

Kepala negara meminta seluruh K/L dan pemda untuk memiliki kepekaan terhadap krisis dan selalu waspada dengan ketidakpastian global. Para pejabat pemerintah pusat dan daerah, harus memahami bahwa saat ini dunia sedang berada dalam kondisi yang tak baik-baik sama.

”Semuanya harus betul-betul siap atas segala berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi, yang tanpa kita prediksi, yang tanpa kita hitung semuanya. Bukan hanya untuk mampu bertahan, tapi juga bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada,” papar Jokowi.

APBN 2023 yang telah disepakati pemerintah dan DPR mencakup belanja negara sebesar Rp 3.016,2 triliun dan pendapatan negara Rp 2.463,0 triliun, dengan defisit Rp 598,2 triliun atau 2,84 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : Antara

Sentimen: negatif (78%)