Pengamat Ini Tetap Ngotot Sebut Reuni 212 Sebagai Agenda Politik, Atribut dan Sejenisnya Bakal Jadi Sorotan
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA – Pengamat politik Ujang Komarudin menganalisa agenda Reuni 212 yang akan diselenggarakan pada 2 Desember 2022, besok.
Ujang menilai Reuni 212 merupakan gerakan politik.
Namun, ia belum bisa memastikan apakah ada pihak yang menunggangi agenda tersebut.
“Kita sama-sama tau bahwa reuni 212 gerakan politik,” kata Ujang dihubungi Pojoksatu.id, Kamis 1 Desember 2022.
Menurut Dosen Universitas Al-Azhar itu, jika banyak pihak yang menganggap Reuni 212 dikaitkan dengan agenda politik.
“Tidak heran dan tidak aneh, agenda 212 tidak bisa dipisahkan dengan politik,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Abdul Qohar mengatakan peserta Reuni 212 tahun ini dilarang membawa atribut partai politik.
BACA : Reuni 212 Bukan Agenda Politik, Novel Bamukmin : Kami Murni Dzikiran dan Shalawatan
Terlebih membawa atribut yang berhubungan dengan salah satu capres 2024 mendatang.
Larangan membawa atribut partai politik ini tujuannya tak lain untuk mematahkan tudingan-tudingan pihak lain yang beranggapan Reuni 212 merupakan agenda politik.
“Dilarang memakai dan membawa atribut partai politik, ini murni zikir dan solawat,” kata Abdul Qohar, Kamis 1 Desember 2022.
Selain melarang membawa atribut partai politik, kata Abdul Qohar.
Pihaknya juga menghimbau agar para peserta Reuni 212 besok tetap mematuhi protokol kesehatan serta menjaga kondusifitas keamanan dan kebersihan di lingkungan masjid At-tin, Jakarta Timur.
“Wajib menjaga protokol kesehatan, seperti membawa masker. Dan wajib tertib dan menjaga keamanan dan kebersihan di area masjid,” ujarnya.
Abdul Qohar juga menegaskan, agar para peserta Reuni 212 dilarang membawa benda-benda yang membahayakan, seperti benda senjata tajam.
“Dilarang membawa senjata tajam dan sejenisnya,” tegas Abdul Qohar. (Mufit/Pojoksatu)
Sentimen: positif (99.6%)