Sentimen
Negatif (99%)
1 Des 2022 : 13.17

Hasil Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan: Tak Ada Kandungan Gas Air Mata tapi Ada Bekas Kekerasan

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

1 Des 2022 : 13.17
Hasil Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan: Tak Ada Kandungan Gas Air Mata tapi Ada Bekas Kekerasan

PIKIRAN RAKYAT – Hasil autopsi terhadap dua jenazah Aremanita (suporter perempuan Arema) yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan telah diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Cabang Jawa Timur dr. Nabil Bahasuan.

Adapun, jenazah yang telah diautopsi pada Sabtu, 5 November 2022 itu berinisial NDR berusia 16 tahun dan NDA berusia 13 tahun.

Berdasarkan keterangan Nabil, hasil autopsi menunjukkan bahwa dalam kedua jenazah Aremanita itu terdapat bekas kekerasan.

Baca Juga: Message Yourself, Fitur Terbaru WhatsApp untuk Kirim Pesan ke Nomor Sendiri

"Kesimpulan dari proses autopsi jenazah NDR didapati adanya tanda bekas kekerasan benda tumpul," katanya, Rabu, 30 November 2022.

Lebih lanjut, Nabil juga menjelaskan hasil autopsi pada NDR menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami patah tulang pada susunan tulang iga.

Selain itu, diketahui pula bahwa terdapat pendarahan dalam kategori jumlah yang banyak.

Baca Juga: Profil Singkat Stephanie Frappart, Wasit Wanita Pertama di Piala Dunia Pemimpin Laga Kosta Rika vs Jerman

"Adanya patah tulang iga, 2, 3, 4, 5 dan di sana ditemukan perdarahan yang cukup banyak. Sehingga itu membuat sebab kematiannya," ujarnya.

Menurut Nabil, sejumlah temuan dari hasil autopsi NDR juga terlihat di jenazah NDA. Nabil mengatakan bahwa NDA juga mengalami patah tulang sebagian pada susunan tulang iga.

"Kemudian, adiknya. Juga sama tapi ada di tulang dadanya. Patahnya itu. Juga di sebagian tulang iga, sebelah kanan," tuturnya.

Baca Juga: Profil Marc Marquez, Pembalap Bertalenta Perebut Rekor Dani Pedrosa

Meski demikian, Nabil tidak menjelaskan secara rinci soal kekerasan benda tumpul yang ditemukan pada kedua jenazah tersebut. Ia berujar bahwa penjelasan terkait hal tersebut merupakan kewenangan penyidik.

"Di kedokteran forensik kita tidak bisa mengatakan itu karena apa. Tapi karena kekerasan benda tumpul. Untuk pastinya, tentu di penyidikan yang tahu," ucapnya.

Diketahui, sistem organ pernapasan kedua Aremanita itu tidak tepapar zat senyawa gas air mata.

"Dari hasil pengumpulan sampel yang ada pada kedua korban. Kami sudah mengumpulkan kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan didapatkan tidak terdeteksi adanya gas air mata tersebut," katanya.

"Untuk lebih jelasnya nanti di pengadilan bisa didatangkan ahli dari BRIN tersebut yang memeriksa hasil sampel 'Toxicologi' kita," ujarnya melanjutkan.

Sebagaimana diketahui, gas air mata diduga menjadi salah satu pemicu terjadinya tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan pendukung Aremania tersebut.

Oleh karenanya, Nabil menjelaskan bahwa penelitian gas air mata juga menjadi salah satu hal yang penting dalam proses autopsi pada kedua jenazah tersebut.

"Dari pemeriksaan 'Toxicologi', tidak terdeteksi adanya gas air mata. Karena kita fokus pada gas air mata, untuk 'Toxicologi'. Untuk patologi anatomi. Kita fokus pada adanya keradangan. Dan nanti akan saya jelaskan di visum, sudah ada," ucapnya.

Sebagai informasi, pengusutan tragedi Kanjuruhan masih berlangsung hingga saat ini. Pihak kepolisian pun telah menetapkan sejumlah tersangka atas insiden mengerikan tersebut.***

Sentimen: negatif (99.6%)