Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Sleman, Magelang, Bantul
Bisa Jualan Online, Perajin Perak Kotagede Kaget Didatangi Bule Inggris
Krjogja.com Jenis Media: News
Bandiyono (paling kanan) bersama tim Kominfo dan peserta Rumah Karikatur (Harminanto)
SLEMAN - Bandiyono (65), pemilik Warung Perak di Jagalan, Banguntapan Bantul, mungkin tak lagi cekatan untuk menggunakan gawai. Namun, semangatnya ternyata mengalahkan keterbatasan untuk memanfaatkan teknologi memajukan jualan kerajinan perak yang telah dimulainya sejak berusia 15 tahun.
Bandiyono menjadi salah satu peserta pelatihan dan pendampingan yang digagas Direktorat Pengembangan Pita Lebar PPI Kominfo sejak lima bulan terakhir. Ia didampingi memanfaatkan jejaring online untuk memperlebar usaha perak yang selama ini ditekuni mengandalkan media luring ini.
“Diajari posting sama mas-mas yang mendampingi, banyak yang suka. Saya juga diajarkan membagikan lewat Whatsapp dan ternyata alhamdulillah menambah penjualan,” ungkapnya pada wartawan saat berbincang pada acara penutupan pelatihan di Royal Ambarrukmo, Sabtu (26/11/2022).
Bandiyono juga terkaget, ketika tiba-tiba ada bule dari Inggris yang ingin belajar membuat cincin di tempatnya. Wisatawan asing itu bahkan baru pertama kali ke Indonesia dan sengaja datang untuk mengkreasi sendiri cincin yang akan dipakaikan untuk pasangannya itu.
“Ada orang Inggris itu datang, belum tahu Indonesia, saya jemput dan dia buat sendiri cincinnya. Katanya mau diberikan pada pasangannya, ya itu luar biasa menurut saya. Karena sudah pakai online ini, dulu hanya mulut ke mulut biasanya,” sambungnya.
Di rumah yang diberinama Warung Perak, Bandiyono dibantu tiga anggota keluarganya berproduksi. Kini ia banyak melayani permintaan belajar membuat cincin dari wisatawan asing yang datang ke Kotagede.
Rata-rata harga cincin yang dijualnya berkisar pada harga Rp 300-800 ribu. Ada pula yang mencapai jutaan Rupiah jika dipadukan dengan emas atau berlian.
“Lebih banyak orang datang belajar kalau sekarang, biasanya saya kenakan tarif Rp 250 itu sudah dapat cincin hasil karyanya. Mereka suka, dan tiap hari pasti ada yang datang. Dulu saya dari mulut ke mulut, mahasiswa yang bantu menyebarkan. Sekarang saya bisa sebar sendiri lewat Whatsapp,” lanjutnya tersenyum.
Sementara, Muhammad Adhi Utama, Staf Direktorat Pengembangan Pita Lebar PPI Kominfo, menyampaikan pihaknya sengaja memberi bantuan akses internet pita lebar di Jagalan Bantul dan Kauman Magelang karena melihat potensi luar biasa yang dimiliki masyarakat. Setiap bulan tim Kominfo turun ke masyarakat untuk memberikan pelatihan dan terus memantau melalui grup Whatsapp.
“Kami beri pelatihan dan pendampingan setelah internetnya ada. Ada materi online marketing, branding dan fintech. Setelah ini tidak selesai, tetap didampingi untuk bergerak maju,” pungkasnya. (Fxh)
Sentimen: negatif (66.3%)