Sentimen
30 Nov 2022 : 05.33
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang, Palu
Kasus: nepotisme, korupsi
Tokoh Terkait
Desa Banyubiru Jadi Percontohan Desa Antikorupsi, Firli Apresiasi Ganjar
30 Nov 2022 : 12.33
Views 1
Medcom.id Jenis Media: News
Semarang: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, sebagai percontohan Desa Antikorupsi se-Indonesia. Desa Banyubiru mendapat kriteria istimewa dengan nilai 96,75 atau yang paling tinggi dari 10 Desa Antikorupsi yang dirilis KPK.
"Ada lima indikator untuk menjadi Desa Antikorupsi," kata Ketua KPK Firli Bahuri dalam keterangannya, di Desa Banyubiru, Selasa, 29 November 2022.
Lima indikator itu, yakni pelaksanaan peraturan tentang gratifikasi dan suap menyuap, penguatan layanan publik, pengawasan kepala desa terhadap perangkat desa dan masyarakat, penguatan partisipasi masyarakat dan terakhir kearifan lokal, serta budaya lokal desa.
Kemudian di tingkat provinsi, Firli menyebutkan gubernur sebagai pemangku kebijakan tertinggi di provinsi harus memastikan daerahnya bersih dari korupsi. Terutama dalam penyusunan dan pengesahan anggaran yang kerap terjadi tindak penyelewengan.
Firli pun mengapresiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang telah menciptakan iklim pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal itu seperti slogan yang diciptakan Ganjar saat pertama kali menjadi Gubernur Jawa Tengah yaitu 'Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi' atau Tidak Korupsi dan Tidak Bohong (berkhianat).
"Gubernur memastikan bahwa di dalam pengesahan dan penyusunan anggaran, harus clear tidak ada korupsi, tidak ada uang ketok palu, itu yang harus dilakukan oleh gubernur. Kalau Pak Ganjar sudah melaksanakan, maka kita berterima kasih," ujar Firli.
Firli menerangkan dalam lingkup pencegahan antikorupsi yang lebih luas, peran seorang gubernur menjadi sangat penting terkait penyelewengan yang terjadi di lingkungan jajarannya. Seperti korupsi, gratifikasi hingga pungutan liar.
"Peran gubernur harus memastikan ada kemudahan pelayanan investasi dan juga tidak ada pungutan liar seketika menerbitkan izin. Kalau Pak Ganjar sudah melakukan itu, kita terima kasih karena itulah cita-cita kita bahwa Indonesia harus bersih dari korupsi," ungkap Firli.
Pada kesempatan yang sama, Ganjar menerangkan menciptakan budaya antikorupsi, kolusi, dan nepotisme bukan hal yang sulit asal ada kemauan dan kesadaran untuk tidak melakukan penyelewengan. Hal itu ditekankan Ganjar kepada jajarannya di tingkat kabupaten dan kota.
Terlebih, kata Ganjar, Desa Banyubiru telah menjadi pemacu sekaligus percontohan Desa Antikorupsi di Jawa Tengah yang menjadi tolok ukur tingkat nasional. Sehingga pencegahan tindakan penyelewengan bisa lebih mudah.
"Kalau contoh itu sudah ada, tolok ukurnya sudah ada, maka tinggal diperintahkan ke seluruh desa untuk melakukan program Desa Anti Korupsi dengan melihat segala indikator yang ada itu," ucap Ganjar.
Ganjar mengungkap di Jawa Tengah total ada 29 kabupaten dan kota yang sedang proses penilaian Desa Antikorupsi. Dengan dinobatkannya Desa Banyubiru sebagai percontohan Desa Antikorupsi tingkat nasional, maka upaya pencegahan korupsi yang ada bisa direplikasi ke daerah lain.
"Sekarang kita sudah punya 29 sekarang dan semua on going dalam penilaian alhamdulillah ada benchmark-nya yaitu Desa Banyubiru. Maka setelah ini dari hasil penilaian kita tinggal replikasi," tutur Ganjar.
"Ada lima indikator untuk menjadi Desa Antikorupsi," kata Ketua KPK Firli Bahuri dalam keterangannya, di Desa Banyubiru, Selasa, 29 November 2022.
Lima indikator itu, yakni pelaksanaan peraturan tentang gratifikasi dan suap menyuap, penguatan layanan publik, pengawasan kepala desa terhadap perangkat desa dan masyarakat, penguatan partisipasi masyarakat dan terakhir kearifan lokal, serta budaya lokal desa.
-?
- - - -Kemudian di tingkat provinsi, Firli menyebutkan gubernur sebagai pemangku kebijakan tertinggi di provinsi harus memastikan daerahnya bersih dari korupsi. Terutama dalam penyusunan dan pengesahan anggaran yang kerap terjadi tindak penyelewengan.
Firli pun mengapresiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang telah menciptakan iklim pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal itu seperti slogan yang diciptakan Ganjar saat pertama kali menjadi Gubernur Jawa Tengah yaitu 'Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi' atau Tidak Korupsi dan Tidak Bohong (berkhianat).
"Gubernur memastikan bahwa di dalam pengesahan dan penyusunan anggaran, harus clear tidak ada korupsi, tidak ada uang ketok palu, itu yang harus dilakukan oleh gubernur. Kalau Pak Ganjar sudah melaksanakan, maka kita berterima kasih," ujar Firli.
Firli menerangkan dalam lingkup pencegahan antikorupsi yang lebih luas, peran seorang gubernur menjadi sangat penting terkait penyelewengan yang terjadi di lingkungan jajarannya. Seperti korupsi, gratifikasi hingga pungutan liar.
"Peran gubernur harus memastikan ada kemudahan pelayanan investasi dan juga tidak ada pungutan liar seketika menerbitkan izin. Kalau Pak Ganjar sudah melakukan itu, kita terima kasih karena itulah cita-cita kita bahwa Indonesia harus bersih dari korupsi," ungkap Firli.
Pada kesempatan yang sama, Ganjar menerangkan menciptakan budaya antikorupsi, kolusi, dan nepotisme bukan hal yang sulit asal ada kemauan dan kesadaran untuk tidak melakukan penyelewengan. Hal itu ditekankan Ganjar kepada jajarannya di tingkat kabupaten dan kota.
Terlebih, kata Ganjar, Desa Banyubiru telah menjadi pemacu sekaligus percontohan Desa Antikorupsi di Jawa Tengah yang menjadi tolok ukur tingkat nasional. Sehingga pencegahan tindakan penyelewengan bisa lebih mudah.
"Kalau contoh itu sudah ada, tolok ukurnya sudah ada, maka tinggal diperintahkan ke seluruh desa untuk melakukan program Desa Anti Korupsi dengan melihat segala indikator yang ada itu," ucap Ganjar.
Ganjar mengungkap di Jawa Tengah total ada 29 kabupaten dan kota yang sedang proses penilaian Desa Antikorupsi. Dengan dinobatkannya Desa Banyubiru sebagai percontohan Desa Antikorupsi tingkat nasional, maka upaya pencegahan korupsi yang ada bisa direplikasi ke daerah lain.
"Sekarang kita sudah punya 29 sekarang dan semua on going dalam penilaian alhamdulillah ada benchmark-nya yaitu Desa Banyubiru. Maka setelah ini dari hasil penilaian kita tinggal replikasi," tutur Ganjar.
(LDS)
Sentimen: positif (99.9%)